Mohon tunggu...
Arif Fadillah
Arif Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MENYUKAI HAL HAL BARU

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pentingnya Sehat Secara Mental

26 Oktober 2023   15:45 Diperbarui: 26 Oktober 2023   16:04 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakang ini beredar beberapa kasus Bunuh Diri akibat Depresi salah satunya, Seorang siswi SMK berinisial NAN (16) tewas diduga bunuh diri dengan menabrakkan diri ke KA Gajayana di Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Blitar. Polisi menemukan sepucuk surat wasiat dalam tas NAN. Surat wasiat itu berisi kalimat perpisahan untuk keluarga dan teman-temannya. Ada juga Seorang ibu bernama PR (58) yang sempat ditolong usai tercebur sumur di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, hendak menceburkan diri lagi ke sumur. Beruntung, aksinya kepergok warga dan dia berhasil diselamatkan.

Artikel diatas sudah menggambarkan bagaimana gangguan terhadap kesehatan mental itu sangat-sangat bahaya apabila tidak diatasi. Masalah Mental ini terbukti bisa menyerang siapapun mau itu anak muda hingga orang tua, keduanya mimiliki resiko terkena gangguan kesehatan mental, ada banyak sekali penyebab yang bisa menjadi faktor terjadinya masalah kesehatan mental ini, bisa akibat  dari tekanan lingkungan biasanya bersinggungan dengan ekonomi, ada juga karna merasa kesepian atau kondisi terisolasi secara sosial.

Dalam dunia pendidikan pula tidak luput dari gangguan kesehatan mental ini. Mungkin dari Sekolah dasar sudah bisa merasakan rasanya depresi akibat kurangnya dukungan potensi yang kita miliki. Saya pikir dalam masalah ini rata rata memiliki alasan yang sama (kita dipaksa fokus belajar, pelajaran yang kita tidak suka). Sekarang coba kita bayangkan ada satu anak yang berbakat bermain sepak bola yang dimana ia bisa menjadi calon pesepak bola yang berkemungkinan mengharumkan Negara Indonesia tercinta ini dimasa depan tapi hal itu pupus akibat orang tua dan guru mereka memaksa anak berbakat (dalam bidang non akademik) untuk berhenti latihan sepak bola dan fokus belajar matekatika yang sama kali tidak diminatinya, hal itu terjadi akibat stigma masyarakat bahwa seorang anak dianggap pintar apabila bisa matematika.

Banyak sekali dampak buruk dari ganguan kesehatan mental, kita sebagai seorang pelajar perlu mengelola kesehatan kita, banyak sekali cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan olahraga. Dengan olah raga ini saya bisa menciptakan mood yang baik, biasanya saya lari sekitar jam 05.00 WIB, banyak sekali manfaat yang kita dapat dari olahraga ini selain bisa membuat sehat secara fisik olahraga juga bisa membuat sehat secara mental, karna ketika olahraga kita bisa menghasilkan endorphin (salah satu senyawa kimia yang ada dalam otak) senyawa itu dapat meningkatkan mood dan me-release stress. Selain itu olahraga bisa mengurangi gejala depresi dan kecemasan, serta meningkatkan kualitas tidur maupun kualitas hidup secara keseluruhan. Mulailah berolahraga dengan langkah ringan tetapi tetap konsisten untuk kesejahteraan mental yang lebih baik.

Selain itu gangguan mental juga bisa diakibatkan media sosial. Jaman sekarang ini media sosial bisa dianggap menjadi dunia kedua kita, Media sosial ini banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan yang membuat lebih mudah penggunanya namun media sosial juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental, banyak sekali komentar mengandung kebencian yang bisa menyerang siapapun.Era media sosial ini tidak dibarengi dengan kematangan mental para penggunanya. Alhasil, media sosial justru bisa berubah fungsinya menjadi sarana penyebaran konten negatif hingga tempat perundungan. Adanya fungsi negatif yang kerap tidak disadari tersebut tentunya berbahaya bagi kesehatan mental para penggunanya. Bahkan tidak jarang beberapa remaja justru mengakhiri hidupnya gara-gara medsos. Sebagai contoh, beberapa hari yang lalu seorang gadis asal Malaysia nekat mengakhiri hidupnya gara-gara sekitar 69 persen pengikut akun Instagram-nya memilih opsi "mati" dalam polling yang dia buat.

Kita lebih baik menjadi pasif dalam media sosial demi kesehatan mental kita sendiri, pasif ber media sosial bukan berarti menghindari  interaksi di media sosial itu sendiri, namun lebih kearah bijak mengambil keputusan untuk berkomentar dan tidak menjadi budak konten yang berfokus pada exposure semata lalu menghalalkan semua cara.

            Faktor paling penting menjaga kesehatan mental kita yaitu dengan mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu, terkadang kita selalu memprioritaskan orang lain dan selalu menjadi orang yang tidak enakan ketika menolak ajakan orang lain. Mencintai diri sendiri itu bisa dengan olahraga, pola tidur yang baik, pola makan yang baik, Dengan mementingkan kesehatan diri sendiri sama saja kita menja kesehatan diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun