Mohon tunggu...
Arif Budiman
Arif Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - hobi membaca, menulis, dan fans manchester united

seorang mahasiswa di jurusan sosiologi antropologi di universitas negeri padang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stephen Hawking dan Atheisme

3 November 2021   12:00 Diperbarui: 3 November 2021   13:30 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stephen hawking muda (sumber : tribunnews.com )

Stephen hawking pernah membuat pernyataan kontroversial pada tahun 2010 dalam sebuah wawancara ekslusif dengan ABC NEWS, ia menjawab: sebelum kita memahami sains wajar saya percaya bahwa tuhan menciptakan alam semesta. tapi sekarang sains lebih menawarkan penjelasan yang lebih meyakinkan.

Perlu diketahui hawking adalah seorang mahasiswa pada tahun 1960-an di universitas cambridge, inggris sebuah universitas salah yang terbaik di dunia dalam menghasilkan para ilmuwan. dalam bukunya yang berjudul a brief history of  dan the grand design adalah mahakarya termasyur  yang di milikinya. 

Pada masa itulah Hawking mulai membangun reputasi sebagai ilmuwan atheis ia mulai mempertanyakan dogma dogma dan keberadaan tuhan.

Suatu kali hawking mengungkapkan bahwa : kita adalah perkembangiakan lebih lanjut dari spesies monyet di sebuah planet kecil yang tak berarti ( galaksi bima sakti ) tapi kita bisa memahami tentang alam semesta, di situlah peradaban umat manusia di mulai. 

Secara tidak langsung hawking menurut pendapat pribadi hawking rupa mendukung teori charles darwin tentang evolusi yang di sebutkan dalam buku nya yang berjudul the spesies of origins yaitu proses seleksi alam semesta. makluk hidup mampu menyesuaikan diri sendiri, sementara makluk hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan punah atau mati.

Dari pernyataan diatas saya menyimpulkan bahwa menurut hawking sendiri : bahwa tuhan tidak ada, alam semesta berjalan dengan sendiri apa adanya makluk hidup adalah proses alamiah tersendiri alam semesta tetap berjalan dan mengembang dengan semestinya

Namun dengan demikian kita sebagai umat muslim tidak wajib mempercayai karena ini adalah doktrin yang membahayakan akidah seseorang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun