Mohon tunggu...
Ariv Permana
Ariv Permana Mohon Tunggu... Dosen - Guru

Peminat perancangan kota yang sekarang jadi guru di negeri orang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Kabar 'Yang Mulia?'

16 Desember 2015   14:48 Diperbarui: 16 Desember 2015   14:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya sudah lebih dari satu tahun tidak mengikuti perkembangan penulisan di Kompasiana. Karena ‘satu dan lain hal’ alias tak banyak waktu luang, atau dengan bahasa lugasnya MALEZ. Setelah Pak Jokowi me-recognize Kompasianers, saya jadi tergelitik lagi untuk menulis lagi. Menulis kadang-kadang menjadi hiburan, mengurangi stress, dan menyalurkan unek-unek.

Saya ingin menyoroti para yang mulia atau tepatnya mereka yang ingin dipanggil yang mulia karena mereka merasa mulia, yang hari ini Rabu 16 Desember 2015 sedang mengadili teradu yang juga komandannya para yang katanya mulia itu. Saya terus terang saja tidak menaruh harapan sedikitpun kepada para yang mulia dalam memutuskan sang komandan, yang menurut saya sudah jelas dan cetho welo-welo melanggar etika sebagai pimpinan DPR. Tetapi dengan dukungan anggota yang mulia Mahkamah Konco Dewe, ditambah dengan manuver komandan para ‘yang mulia’ dan para penjilatnya, sang komandan mungkin bisa diselamatkan, apalagi sebagian besar anggota mahkamah konco dewe sudah masuk angin, dan anggota yang sesuai dengan suara rakyat i.e. Sdr. Akbar Faizal sudah ditendang oleh Mr. Fuckry.

Perasaan saya, rakyat yang benci korupsi harus kecewa lagi, karena para yang mulia akan memutuskan tidak bersalah untuk sang komandan. Satu-satunya harapan adalah Kejaksaan Agung yang harus meneruskan penyelidikannya dan ditingkatkan menjadi penyidikan. Rasa-rasanya bajing itu walaupun selalu berhasil menghindari kejatuhan, akan jatuh juga suatu saat.

Jadi apa kabar ‘YANG MULIA?’, apakah anda masih merasa mulia?, atau anda menunggu dilecehkan oleh netizen? Dan dengan keputusan yang harus kita sikapi dengan suuzon itu, apakah kita masih percaya pada para yang mulia? Kepada partai? Kepada politikus? Dan apakah masih ada orang yang percaya bahwa SUARA RAKYAT adalah SUARA golkar? Marilah kita lihat keputusan para yang mulia Mahkamah Konco Dhewe itu, jika hasilnya tidak sesuai dengan nurani kita, mari kita jadikan partai-partai politik pendukung kezoliman, ketidakadilan dan korupsi menjadi partai gurem dan ditelan jaman di tahun 2019.

Selamat menonton pertunjukan dagelan terlucu abad ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun