Mohon tunggu...
arif priyono
arif priyono Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai negeri sipil

saya berusaha menjadi orang yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Setelah Menata Diri dan Pikiran, Waktunya Membuat Target Hidup

26 Oktober 2023   09:07 Diperbarui: 26 Oktober 2023   09:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Salam sehat,

Kebiasaan (habbit) terjadi karena sebuah perilaku/pikiran yang dilakukan berulang-ulang, sesuatu yang diulang-ulang akan membuat pola yang baru. Kemarin saya sudah menulis mengenai membiasakan diri untuk melakukan pikiran/perkataan/tindakan yang vibrasi positif agar menarik energi positif lainnya. Kemarin saya menulis kejadian ketika saya menemui orang lain yang memarahi atau memfitnah saya, maka pada detik pertama saya harus merespon dengan pikiran positif, contoh simpelnya mendoakan agar orang tersebut memperoleh kedudukan yang lebih baik dan saya tidak sekantor lagi dengan orang tersebut. Contoh lain ketika saya menemui bawahan/staf yang sering membuat kita emosi tidak positif, bekerja dengan tidak semangat, sering bekerja di bawah target, sudah diperingatkan dengan lisan dan baik2, tetapi masih saja bebal. Akumulasi hal-hal yang tidak positif tersebut sering menjadi pemicu emosi tidak positif, menangani hal itu saya selalu berusaha mendoakan hal positif yaitu agar yang bersangkutan mendapatkan posisi pekerjaan yang lebih baik dan tidka sekantor dengan saya.

Seburuk-buruknya orang lain di sekitar, anggap itu sebagai ujian untuk diri kita. Tuhan tidak memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambaNya. Tuhan memberi ujian agar hambaNya selalu berusaha dekat dengan tuhan, serta Tuhan itu tergantung prasangka hambaNya. Kalimat-kalimat itu yang selalu saya ingat ketika saya mendapatkan masalah/persoalan/ujian dari Tuhan YME.

Setelah kita bisa membiasakan diri dengan tindakan/pikiran positif, kita harus menata kehidupan dengan membuat target kehidupan. Target misal bagi umat umat muslim, berangkat haji atau minimal berangkat umroh setahun lagi. Jika melihat nilai porsi haji atau nilai paket umroh saya agak kaget dengan angka yang lumayan tidak sedikit. Suatu target besar agar menjadi lebih dapat tercapai, maka harus dibreakdown atau dibagi menjadi perbulan atau bahkan menjadi perhari, nilai target harian tersebut yang saya wajib komitmen memenuhinya, menyisihkan untuk tabungan umrah/haji tahun depan.

Begitu pula target misal target omset, bagilah target menjadi target harian, sehingga terasa lebih ringan untuk mencapai target harian.

Semoga tulisan saya bermanfaat, salam sehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun