Mohon tunggu...
arif rahman hakim
arif rahman hakim Mohon Tunggu... -

Always try to be better

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu Bintangku

7 Januari 2011   12:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:52 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Malam ini aku melihat satu bintang hilang dilangit, tapi kuyakin Tuhan akan selalu menjaga bintang itu dan ia akan tetap bersinar dimanapun ia berada, kini dia ada bersamaku, dialah bintangku”.

Entah berapa banyak puisi dan syair yang telah kubuat untuk menggambarkan isi hatiku, tak ada yang kurekayasa, semua mengalir bagitu saja, hadir tak diundang dan pergi begitu saja. Namun ketika aku berhasil menuangkan isi hatiku dalam sebuah puisi dan syair aku merasa terlepas dari beban yang ada dalam pikiranku. Mungkin Karena itulah aku begitu menyukai puisi, banyak hal aku dapatkan ketika membuat dan membaca puisi, baik tentang pelajaran hidup, persahabatan, dan percintaan.

“Hembusan angin malam menusuk seluruh tubuhku, keheningan malam membuat sepi waktuku, cahaya bulan menerangi malamku, gelapnya langit menemani kesendirianku…”.

Untukmu bintangku, dalam gelap malamku, engkau selau hadir disetiap mimpiku, memberikan warna tersendiri dalam hidupku, dalam keheningan malamku, kau dapat memecah kesepian waktuku, dalam hembusan angin malam, kau membuatku tegar menahan tusukan angin malam. Engkau terlalu indah untuk kulewatkan, engkau terlalu indah untuk kusia-siakan. Kehadiranmu sangat berarti untukku, senyummu begitu penting bagiku, kejenakaanmu sangat bermakna untukku, sinarmu begitu berarti untuk hatiku.

Dalam setiap doaku, aku selalu berharap agar bintangku selalu bersinar dan tak pernah redup.Dalam setiap sujudku, aku selalu meminta agar Tuhan selalu menjaga dan memberikan yang terbaik untuk bintangku.

Untukmu bintangku…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun