Mohon tunggu...
Arif Cebe
Arif Cebe Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berpetualang dalam menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kutemukan Cinta, di Gunung Purba

21 Februari 2013   17:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:55 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta itu serasa manjat gunung purba,

Dimana itu???

di Nglanggeran

susah - susah dulu deketin hati sang gadis

dapatkan satu - satu

finally

ku bisa mendapatkannya

oh hatimu,

kayak manjat gunung.....

Sebuah petikan lagu yang dinyanyikan Jebraw di film pendek Jalan - Jalan Men. Film ini memang tidak ditayangkan di bioskop, namun popularitas film ini tidak kalah dengan film Ainun dan Habibie yang lagi booming. Jalan – Jalan Men sebuah film pendek petualangan, ya lebih tepatnya bisa disebut liputan jalan – jalan. Petikan lagu di atas dinyanyikan jebraw waktu dia manjat gunung purba bersama naya, rekannya sekaligus pacarnya mungkin?? Siapa jebraw, siapa naya?? Dapat teman – teman lihat di filmnya hehehe

Lalu apa hubungannya dengan cerita saya kali ini? Perjalanan saya bersama teman – teman terilhami dari film di atas, yaitu perjalanan menyusuri goa pindul dan gunung api purba nglanggeran. Namun yang sangat menarik adalah perjalanan ketika menaiki gunung nglanggeran. Rombongan ketika itu berjumlah 14 orang dengan berboncengan berpasangan. Saya – koko, andi – anjar, tafta – khusnul, veni – abi, danang – sinta, nyik – halimah, nhea – dede. Semuanya berpasangan cowok – cewek kecuali saya dan andi. Berpasangan cowok, tapi tidak maho lho...

Sampai di parkiran gunung purba, waktu udah sore sekitar jam setengah 4. Waktu siang sudah kami habiskan di goa pindul. Memang sungguh menarik, setelah basah – basah menyusuri sungai bawah tanah di goa pindul,  langsung naik menuju puncak gunung purba. Target hari itu sampai di puncak paling atas.

Perjalanan kami dibimbing oleh seorang pemandu yang telah disediakan oleh pengelola gunung purba, kami sendiri lupa nama pemandu tersebut. Yang jelas mas pemandu itu sangat ramah. Perjalanan dimulai dengan target pertama pos 1. Belum ada setengah perjalanan ke pos 1, kekasih tafta udah gak sanggup buat naik lagi. Ya maklum pasangan baru. Akhirnya mereka berdua memilih turun, dan melanjutkan perjalanan ke parkiran.

[caption id="attachment_244761" align="aligncenter" width="300" caption="walaupun gugur, tetap setia menemani"][/caption]

Perjalanan kami lanjutkan, sesampainya di pos 1. Waow pemandangan sangat menakjubkan. Kota jogja nampak dari puncak sini, apalagi dari pos 4 ya??? Keringat telah mengucur deras, tapi hati ini nampak iri melihat mereka yang berpasang – pasang ada yang mengelap keringatnya. Ya sudah saya lap sendiri dengan baju saya yang udah basah.

Jalur yang kami lewati, memang jalur yang umum dipakai oleh para pendaki. Namun karena malamnya hujan, jalannya menjadi becek, kaki ini serasa berat melangkah. Sinta udah berkali – kali terpeleset, dan dengan sigapnya akang danang menolongnya :D. Malahan anjar nekat “nyeker” dan bang andi yang sudah necis pun gak mau kalah, dia rela melepas sepatu barunya, dia gak terima sepatu barunya kena lumpur.

Masih belum ada setengah perjalanan, rimbunnya hutan menjadikan pikiran kami jadi segar. Pohon – pohon besar masih kokoh berdiri di kanan kiri kami. Ada suara gemericik air, yang berasal dari air terjun yang katanya airnya sangat sangat bersih. Pikiran yang tadinya semrawut, gelisah, pusing dan bertumpuk masalah. Seketika itu semua hilang setelah memasuki kawasan ini. Begitulah alam dengan kekuatannya dapat menjadikan manusia menjadi bersih kembali.

Keringat yang membasahi tubuh tidak terasa lagi. Hanya nafsu membara ingin melihat puncak yang tersisa. Nafsu yang menggelora membuat kami bersemangat, membara.  Tibalah kami di puncak paling atas di gunung purba. Pemandangannya WAOW sangat indah. Hari itu memang berkabut, namun daerah di sekelilingnya masih dapat terlihat dengan jelas.

[caption id="attachment_244758" align="aligncenter" width="493" caption="di dekat puncak gunung"]

1361465991358624589
1361465991358624589
[/caption]

Dari puncak inilah timbul perasaan cinta saya kepada alam dan kepada Tuhan. Alam yang begitu indah, dengan topologinya, gunung – gunungnya, kabutnya, serta sunset yang sungguh sangat indah. Sungguh hebat karunia Tuhan kepada manusia, hingga saya tidak dapat menuliskannya dengan kata  - kata lagi. Hanya ucapan syukur masih dapat berpetualang dan melihat indahnya alam ini.  Begitu juga teman - teman yang lain dengan semangatnya dan rasa cintanya pada pasangannya, pada alam, dan pada Tuhan dapat mencapai puncak gunung ini dengan sukses. Walaupun dilalui dengan susah payah.

[caption id="attachment_244760" align="aligncenter" width="467" caption="dari puncak"]

13614663851773089351
13614663851773089351
[/caption] [caption id="attachment_244762" align="aligncenter" width="518" caption="sunset"]
13614668081962921148
13614668081962921148
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun