Menurut 'penasihat kepresidenan' saya, beliau mengatakan bahwa sebaiknya 'pendapatan negara' yang terkumpul dari berbagai sektor itu harus terus di kawal, kemudian harus segera di catat dan diinspeksi secara berkelanjutan. Artinya saya sebagai 'kepala negara' harus proaktif melakukan itu dengan atau tanpa koordinasi dengan 'Departemen Keuangan', mengapa? Karena mengingat 'Menteri keuangan' saya itu rangkap jabatan, maka untuk meringankan tugasnya dan juga untuk menegakkan kedisiplinan internal, maka ispeksi mendadak ini harus sering-sering dilakukan.
Seharusnya hari ini ada agenda pembelanjaan harian negara yang memang sering kami lakukan, tapi karena 'pendapatan negara' kami menurun drastis - sedangkan pengeluaran wajib terus berlanjut bahkan nilainya lebih besar - maka saya sebagai 'kepala negara' menginstruksikan khususnya kepada 'menteri keuangan' saya untuk mengencangkan ikat pinggang, ikat kaki, ikat kepala dan ikat semuanya (gak bisa gerak donk..hehehe -Â biarin aja dah, biz kesel...).
Dalam hati saya bergumam... baru mengelola 'negara kecil' seperti ini saja saya belum becus, apalagi negara dengan 200 juta lebih penduduknya. Heemmm... saya bergumam lagi... bahwa saya harus bisa, akan saya buktikan bahwa saya sebagai 'kepala negara' harus bisa membawa 'negeri' ini menuju 'negeri' yang sejahtera, adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi.... (entah apa artinya, saya cuma ikut-ikutan aja, hehehe...)
Hari ini saya buka pagi (biasanya agak siangan, habis ngantuk+cape banget). Sambil melihat kompas online saya menanti datangnya 'rejeki'...
Mudah2an hari ini rejekinya banyak agar 'rakyat' kami bisa pada makan (enak)....
Amin ya robbal alamin.... doakan ya kompasiana....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H