Mohon tunggu...
RIYAS FITRIANINGSIH 121211095
RIYAS FITRIANINGSIH 121211095 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undira Student Semester 6

Master of Accounting Students - NIM 121211095 - Faculty of Economics and Business - Dian Nusantara University - Forensic Accounting - Lecturers: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 05: Indikasi Kecurangan Studi Kasus Pada PT Eveny Technologies Indonesia Tbk

5 Mei 2024   22:36 Diperbarui: 5 Mei 2024   22:39 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber gambar: riyas fitrianingsih
sumber gambar: riyas fitrianingsih

Apa Indikasi kecurangan?

Indikasi kecurangan, dalam konteks laporan keuangan, merujuk pada tanda-tanda atau bukti yang menunjukkan bahwa ada manipulasi atau penyalahgunaan informasi dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Kecurangan ini bisa berupa manipulasi data, penyembunyian informasi, penggunaan informasi palsu, atau pelanggaran standar akuntansi.

Beberapa indikasi kecurangan dalam laporan keuangan bisa mencakup:

1. Perubahan Signifikan: Jika ada perubahan signifikan dalam laporan keuangan yang tidak dapat dijelaskan oleh kondisi bisnis atau pasar, ini bisa menjadi indikasi kecurangan. Misalnya, jika pendapatan meningkat secara drastis tanpa peningkatan penjualan yang sesuai.

2. Ketidakkonsistenan: Jika ada ketidakkonsistenan dalam laporan keuangan, seperti perbedaan antara laporan keuangan internal dan eksternal, ini bisa menjadi indikasi kecurangan.

3. Pelanggaran Standar Akuntansi: Jika perusahaan melanggar standar akuntansi, seperti pengakuan pendapatan yang tidak tepat atau manipulasi nilai aset, ini bisa menjadi indikasi kecurangan.

4. Informasi yang Menyesatkan atau Menipu: Jika laporan keuangan berisi informasi yang menyesatkan atau menipu, seperti menggambarkan kinerja keuangan yang lebih baik dari kenyataannya, ini bisa menjadi indikasi kecurangan.

Penting untuk dicatat bahwa indikasi ini tidak selalu berarti ada kecurangan yang terjadi. Mereka hanya menunjukkan kemungkinan adanya kecurangan, dan perlu investigasi lebih lanjut untuk memastikannya.

Nah, sebelum kita mengetahui indikasi kecurangan pada PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) TBK untuk tahun 2019, 2020, dan 2021.  Berikut ini adalah analisis laporan keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) TBK untuk tahun 2019, 2020, dan 2021.

sumber gambar: riyas fitrianingsih
sumber gambar: riyas fitrianingsih

Berdasarkan laporan keuangan 2019, tercatat pendapatan ENVY sebesar Rp 188,58 miliar, melesat 135% dari pendapatan 2018 sebesar Rp 80,35 miliar1. Laba bersih 2019 naik 19% menjadi Rp 8,05 miliar, dari tahun 2018 sebesar Rp 6,79 miliar1. Ini menunjukkan bahwa ENVY mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam hal pendapatan dan laba bersih pada tahun 2019.

Untuk tahun 2020, saya tidak menemukan data spesifik tentang pendapatan dan laba bersih ENVY. Namun, berdasarkan laporan keuangan yang tersedia2, ENVY tampaknya terus melakukan investasi dalam aset tetap dan melakukan penyesuaian dalam pengakuan pendapatan dan beban. Hal ini mungkin mencerminkan strategi perusahaan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan jangka panjang. 

Sayangnya, data spesifik untuk laporan keuangan ENVY pada tahun 2021 tidak tersedia berdasarkan hasil pencarian saya. Namun, berdasarkan laporan keuangan yang tersedia di situs web ENVY, tampaknya perusahaan terus melakukan operasional dan mungkin telah membuat penyesuaian lebih lanjut dalam strategi bisnisnya.


Pendapatan adalah jumlah total uang yang diterima perusahaan dari aktivitas bisnisnya. Pada tahun 2019, ENVY mencatat pendapatan sebesar Rp 188,58 miliar, naik 135% dari tahun 2018. Ini menunjukkan bahwa ENVY berhasil meningkatkan penjualan atau layanannya pada tahun tersebut.

Laba bersih adalah pendapatan total dikurangi semua biaya, termasuk biaya operasional, pajak, dan bunga. Pada tahun 2019, laba bersih ENVY adalah Rp 8,05 miliar, naik 19% dari tahun 2018. Ini menunjukkan bahwa ENVY berhasil mengendalikan biayanya dan meningkatkan efisiensi operasionalnya.

Investasi dalam aset tetap adalah pembelian aset jangka panjang seperti tanah, bangunan, dan peralatan. Berdasarkan laporan keuangan 2020, tampaknya ENVY terus berinvestasi dalam aset tetap. Ini mungkin mencerminkan strategi perusahaan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan jangka panjang.

Strategi Bisnis, Berdasarkan laporan keuangan 2021, tampaknya ENVY telah membuat penyesuaian dalam strategi bisnisnya. Meskipun detail spesifik tidak tersedia, ini mungkin mencakup perubahan dalam penawaran produk atau layanan, target pasar, atau operasi internal.

sumber gambar: riyas fitrianingsih
sumber gambar: riyas fitrianingsih

Kenapa indikasi tersebut bisa terjadi?

Berdasarkan informasi yang saya temukan, terdapat beberapa indikasi kecurangan atau manipulasi dalam laporan keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) dan anak perusahaannya, PT Ritel Global Solusi (RGS)

PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY)
ENVY diduga melakukan manipulasi pada laporan keuangan tahunan 2019. Perseroan diketahui melampirkan angka-angka keuangan dari entitas anak PT Ritel Global Solusi (RGS), beserta dokumen laporan keuangan tahunan 2019 RGS yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Padahal, RGS tidak menyusun Laporan Keuangan Tahunan (LKT) 2019, sehingga RGS mengajukan somasi atas tindakan tersebut

Studi kasus yang dilakukan oleh Riksen Sitorus menunjukkan bahwa ENVY memiliki indikasi kecurangan dalam menerapkan earnings manipulation shenanigans 1, shenanigans 3, dan shenanigans 4.

PT Ritel Global Solusi (RGS)
Sebagaimana disebutkan di atas, RGS tidak menyusun LKT 2019, namun ENVY melampirkan angka-angka keuangan RGS dalam laporan keuangan tahunan 2019 ENVY.

Bagaimana kecurangan bisa terjadi ?

Kecurangan laporan keuangan bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk:

1. Tekanan Bisnis: Manajemen mungkin merasa tertekan untuk memenuhi harapan kinerja keuangan dari pemegang saham atau pasar. Tekanan ini bisa mendorong mereka untuk memanipulasi laporan keuangan agar tampak lebih baik dari kenyataannya.
2. Peluang: Jika ada celah dalam sistem pengendalian internal atau jika standar akuntansi tidak diterapkan dengan ketat, ini bisa memberikan peluang bagi manajemen atau karyawan untuk melakukan kecurangan.
3. Rasionalisasi: Beberapa individu mungkin merasionalisasi kecurangan dengan berpikir bahwa mereka melakukannya demi kebaikan perusahaan, atau bahwa mereka hanya "meminjam" uang dan akan mengembalikannya nanti.
4. Kurangnya Pengawasan: Kurangnya pengawasan yang efektif dari dewan direksi atau auditor bisa memungkinkan kecurangan terjadi.
5. Konflik Kepentingan: Konflik kepentingan, di mana manajemen atau karyawan memiliki kepentingan pribadi yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan, bisa mendorong kecurangan.

Berikut adalah beberapa saran untuk mencegah kecurangan dalam laporan keuangan:

1. Penerapan Standar Akuntansi yang Ketat: Perusahaan harus menerapkan dan mematuhi standar akuntansi yang ketat. Standar ini mencakup prinsip-prinsip seperti pengakuan pendapatan yang tepat, penilaian aset, dan pengungkapan informasi.

2.  Audit Internal dan Eksternal: Audit internal dan eksternal secara rutin dapat membantu mendeteksi dan mencegah kecurangan. Auditor akan memeriksa laporan keuangan dan operasi perusahaan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan hukum.

3. Transparansi: Perusahaan harus transparan tentang operasinya dan kinerja keuangannya. Ini termasuk pengungkapan informasi yang jujur dan tepat waktu kepada pemegang saham dan publik.

4. Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan tentang pentingnya etika bisnis dan akuntansi yang baik dapat membantu mencegah kecurangan. Karyawan harus memahami konsekuensi dari kecurangan dan bagaimana melaporkannya.

5. Sistem Pelaporan: Perusahaan harus memiliki sistem pelaporan yang memungkinkan karyawan dan pihak lain untuk melaporkan dugaan kecurangan tanpa takut akan balasan.

6. Pengawasan Manajemen: Manajemen harus aktif dalam mengawasi operasi perusahaan dan memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan hukum.

Kesimpulan
 

PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) dan anak perusahaannya, PT Ritel Global Solusi (RGS), diduga melakukan manipulasi laporan keuangan. ENVY melampirkan angka-angka keuangan RGS dalam laporan keuangan tahunan 2019 ENVY, padahal RGS tidak menyusun Laporan Keuangan Tahunan (LKT) 2019.
Kecurangan laporan keuangan bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk tekanan bisnis, peluang, rasionalisasi, kurangnya pengawasan, dan konflik kepentingan.
Untuk mencegah kecurangan laporan keuangan, perusahaan harus menerapkan standar akuntansi yang ketat, melakukan audit internal dan eksternal secara rutin, transparan dalam operasinya, memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan tentang etika bisnis dan akuntansi yang baik, memiliki sistem pelaporan yang memungkinkan karyawan dan pihak lain untuk melaporkan dugaan kecurangan, dan manajemen harus aktif dalam mengawasi operasi perusahaan.
Meskipun ada indikasi kecurangan, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan kebenaran dari dugaan tersebut dan menentukan langkah-langkah yang tepat untuk diambil.

Referensi:

1. Laporan Keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) 2019: Sumber ini menyediakan data keuangan ENVY untuk tahun 2019, termasuk pendapatan dan laba bersih.
2. Laporan Keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) 2020: Sumber ini menyediakan data keuangan ENVY untuk tahun 2020, termasuk investasi dalam aset tetap dan penyesuaian dalam pengakuan pendapatan dan beban.
3. Laporan Keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) 2021: Sumber ini menyediakan data keuangan ENVY untuk tahun 2021, termasuk operasional dan penyesuaian lebih lanjut dalam strategi bisnis.
4. Studi Kasus oleh Riksen Sitorus: Studi kasus ini menunjukkan bahwa ENVY memiliki indikasi kecurangan dalam menerapkan earnings manipulation shenanigans 1, shenanigans 3, dan shenanigans 4.
5. Somasi PT Ritel Global Solusi (RGS): Somasi ini menunjukkan bahwa RGS tidak menyusun Laporan Keuangan Tahunan (LKT) 2019, namun ENVY melampirkan angka-angka keuangan RGS dalam laporan keuangan tahunan 2019 ENVY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun