Mohon tunggu...
Muhammad Arif Rahman
Muhammad Arif Rahman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

@arievrahman - a seasonal traveler, money season for the exact. http://backpackstory.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hujan-hujanan demi Panda

19 September 2013   16:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:40 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tapi cowok sejati kan gak pakai matic!” Kata hati saya mengatakan. “Ah, tapi kan sekarang zamannya emansipasi pria!” Bantah pikiran saya. Setelah dua detik adu argumen, akhirnya dia pun mengalah, dan membiarkan saya memilih untuk  menyewa motor matic dengan mengesampingkan motor pria maupun motor bebek.

Okay, here’s your key.” Ucap sang resepsionis setelah kami memutuskan untuk memilih motor matic. “And that’s the motorbike.” Tunjuknya ke halaman guesthouse kecil kami di sudut Chiang Mai, Thailand.

Do you have the map?” Dia bertanya yang kemudian saya jawab dengan anggukan. “Good, so enjoy Chiang Mai! But wait …”

What is it?”

“Don’t forget to bring the raincoat, now is monsoon season, rain can come anytime.”

Dan saya pun membuka tas untuk memastikan jas hujan telah terbawa di dalamnya. Pengalaman basah di Phuket telah membuat saya dan Ahwan lebih berhati-hati menghadapi musim hujan. Salah satunya adalah dengan membawa jas hujan. Setelah semuanya siap, dimulailah perjalanan kami melihat panda di Chiang Mai.

***

Chiang Mai, --pada saat saya ke sana  di tahun 2011-- adalah satu-satunya lokasi di Asia Tenggara yang mempunyai koleksi panda di kebun binatangnya. Dan alasan inilah yang membuat kami sepakat mendatangi Chiang Mai Zoo, demi melihat panda.

[caption id="attachment_289437" align="aligncenter" width="208" caption="Moto-biker in Chiang Mai!"][/caption]

Hujan rintik-rintik, menemani perjalanan macho kami dengan motor matic. “Tak apalah, demi panda.” Pikir saya. Setelah sebelumnya mencari makan pagi dan sempat mampir ke stasiun Chiang Mai untuk membeli tiket kereta ke Bangkok --destinasi kami berikutnya--, sampailah kami di kebun binatang dengan kondisi tubuh yang nyemek.

Sehabis memarkir motor di tempat yang telah disediakan, saya menuju ke loket tempat penjualan tiket masuk, bersama dengan sekelompok anak-anak kecil Thailand rombongan study tour dari sekolahnya. Di situ tertulis, harga tiket masuk untuk pengunjung non Thailand adalah 100 Baht, sementara untuk warga negara Thailand, harganya hanya 50 Baht.

“Sudah kamu pura-pura jadi orang Thailand saja.” Kata Ahwan.

“Hah?” Saya melongo. “Bagaimana caranya?”

Tanpa sempat berpikir panjang, tiba-tiba antrian di depan saya sudah menyusut dan hanya ada saya dan petugas loket, terpisahkan oleh etalase. Saya sedikit menyipitkan mata, membentuk huruf V dengan jari tangan kanan tanpa mengucapkan sedikit kata pun, dan menyerahkan uang 500 Baht.

Petugas tersebut memberikan dua tiket kepada saya, beserta kembalian sebesar 400 Baht! Tak disangka, penyamaran saya berhasil. Dan tanpa ragu, saya mengucapkan “khwap khun khrap!” (salah satu ucapan dalam bahasa Thailand yang saya kuasai, selain “sawasdee khrap” dan Kiatisuk Senamuang.) yang berarti terima kasih dalam Bahasa Thailand.

***

Memasuki kebun binatang, saya seperti merasakan atmosfer yang sama seperti berada di Ragunan. Hanya bedanya, kebun binatang di sini lebih bersih, lebih lapang, dan lebih asri sehingga mampu memberikan suasana yang nyaman bagi para pengunjungnya.

[caption id="attachment_289440" align="aligncenter" width="368" caption="Chiang Mai Zoo - Entrance"]

1379583596310304501
1379583596310304501
[/caption]

Koleksi binatang di sini pun cukup lengkap, beragam, juga memiliki koleksi-koleksi fauna langka seperti koala, flamingo, unta, burung unta (namanya memang burung unta, bukan burungnya unta. -red), badak India (di sini merupakan satu-satunya tempat yang memiliki koleksi Badak India di Thailand), hingga panda yang fenomenal.

Untuk melihat panda, pengunjung diharuskan membayar tiket untuk masuk ke dalam ruangannya. Harga tiketnya sama seperti harga tiket masuk kebun binatang, yaitu 100 Baht untuk turis, dan 50 Baht untuk warga Thailand. Kali ini saya mencoba keberuntungan saya menyamar untuk kedua kalinya, dan hasilnya adalah … gagal. Nampaknya Dewi Fortuna dan Dewi Sri belum berpihak lagi kepada kami, sehingga kami harus merelakan uang 200 Baht masuk pos Pendapatan Asli Daerah Chiang Mai.

Memasuki ruangan panda, kita akan disambut sebuah kubah kaca seluas lapangan tenis, di mana terdapat seekor panda di dalamnya. Panda tersebut bernama Lin Bing. Saat kami ke sana, Lin Bing sedang diberi makan oleh petugas. Melihatnya mengunyah daun bambu dengan imutnya, sungguh membuat saya gemas. Andai saja panda bisa dipelihara di rumah layaknya kucing, saya pasti sudah membungkus satu untuk oleh-oleh Mama di rumah.

[caption id="attachment_289442" align="aligncenter" width="208" caption="Me & Panda"]

13795837841912894934
13795837841912894934
[/caption]

Di ruangan berikutnya, terdapat dua halaman luas, tanpa dilapisi kaca, dan masing-masingnya terdapat seekor panda di dalamnya. Yang satu bernama Chuang Chuang (jantan) dan satunya bernama Lin Hui (betina). Mereka adalah dua maskot kebanggaan Chiang Mai. Setelah membaca sekilas, saya mengetahui bahwa Lin Bing tersebut merupakan anak semata wayang dari pasangan Chuang Chuang dan Lin Hui, yang lahir pada tanggal 27 Mei 2009. Sekadar informasi, panda betina ini merupakan satu-satunya panda di dunia yang lahir di Thailand. Perempuan, single, imut, vegetarian, anak tunggal, ada yang berminat?

[caption id="attachment_289444" align="aligncenter" width="368" caption="Panda!"]

13795839131456304529
13795839131456304529
[/caption]

***

Puas menyaksikan panda (untuk pertama kalinya), saya pun bergegas menuju ke destinasi berikutnya di Chiang Mai, yaitu Wat Phrathat Doi Suthep --yang merupakan kuil tertinggi di Chiang Mai, di mana pengunjung bisa menyaksikan pemandangan Chiang Mai dari atas--, dan Phuphing Palace --yang merupakan tempat istirahat dan berlibur Ratu Thailand ketika berada di Chiang Mai--. Semuanya berada satu rute dengan Chiang Mai Zoo.

Walaupun kami harus mendaki belasan kilometer dari kebun binatang untuk menuju tempat tersebut, namun suasana Chiang Mai yang tenang dan sejuk (meski kami sempat basah kuyup karena hujan) membuat kami sangat menikmati berada di sini.

[caption id="attachment_289446" align="aligncenter" width="368" caption="Planking at 7/11"]

1379583969502068764
1379583969502068764
[/caption]

Saat ini, kita juga dapat menyaksikan panda di Singapura, namun pengalaman menyaksikan panda di Chiang Mai, --lengkap dengan keramahan penduduk Thailand yang murah senyum-- sungguh merupakan suatu pengalaman yang sangat berkesan dan tak akan terlupakan.

[caption id="attachment_289450" align="aligncenter" width="360" caption="Yuk, kita ke Chiang Mai!"]

13795844091393646777
13795844091393646777
[/caption]

Banyak cara untuk mencapai Chiang Mai, dan salah satunya adalah dengan menggunakan jasa dari maskapai SilkAir. Yuk, kita lihat panda di Chiang Mai lagi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun