Target berikutnya dalam upaya pencegahan Internet Gaming Disorder adalah para remaja. Remaja tidak hanya berperan sebagai penderita gangguan Internet Gaming tetapi juga sebagai pelaku pencegahan. Remaja dapat mempengaruhi orang lain dengan perilaku bermain game yang positif.Â
Sebagian besar remaja pada siang hari berada di sekolah dan bertemu dengan teman sebayanya. Perlunya program kegiatan sehat berupa permainan yang dapat dimanfaatkan oleh generasi muda agar tetap dapat menjaga kesenangan yang akan menyalurkan permainan namun tidak merugikan kesehatannya (Mllerdkk., 2015; Kesehatan Mental Amerika, 2019).
Program yang melibatkan remaja, orang tua, dan guru merupakan program preventif yang baik dan dapat dilaksanakan. Kerjasama antara orang tua dan guru di sekolah yang menjadi sasaran program ini dapat membantu upaya pencegahan terhadap Internet Gaming Disorder yang saat ini sedang berkembang di era teknologi saat ini.
Dengan kerjasama lintas sektor, orang tua dan remaja yang sejalan dengan penelitian Heryana dan Unggul, pencegahan Internet Gaming Disorder di Indonesia dapat dilakukan dalam dua tahap : pencegahan primer antara orang tua, sekolah, teknologi melibatkan kontrol oleh orang tua, kampanye, dan lingkungan yang mendukung. Serta sekunder yaitu deteksi dini, pemeriksaan kesehatan, program pendidikan di sekolah, dan kebijakan internet di kantor.
Ariestika Baktian Hapsari
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H