Chinese Taipei merupakan tempat keberuntungan bagi Indonesia. Tahun lalu Indonesia memang hampa gelar di Chinese Taipei. Tapi di penyelenggaraan sebelumnya Indonesia punya banyak juara. Bahkan Indonesia mendominasi sektor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra dan ganda campuran sejak tahun 1991.
Tunggal putra Indonesia berhasil memborong 10 gelar juara dalam 20 penyelenggaraan turnamen terakhir. Hermawan Susanto, Hariyanto Arbi dan Simon Santoso mengoleksi 2 gelar juara. Sedangkan Ardy Wiranata, Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro dan Tommy Sugiarto meraih 1 gelar juara.
Ganda putra Indonesia pun juga tidak mau kalah. Indonesia memborong 6 gelar juara. Sementara itu Malaysia dan Korea menguntit dengan 5 gelar juara. Ganda putra terakhir Indonesia yang juara adalah Markis Kido/Hendra Setiawan tahun 2007. Jika Korea atau Malaysia berhasil juara maka akan menyamai prestasi Indonesia dalam 20 penyelenggaraan terakhir.
Ganda campuran juga mengikuti jejak tunggal putra dan ganda putra. Ganda campuran Indonesia menyumbang 8 gelar juara. Vita Marissa memiliki koleksi 2 gelar juara dengan 2 pasangan berbeda. Vita dengan Flandy Limpele juara di tahun 2007. Sedangkan Vita dengan Hendra Aprida Gunawan menjadi yang terbaik di tahun 2010. Sedangkan juara terakhir diraih oleh Muhammad Rijal/Debby Susanto pada tahun 2012.
Di tunggal putri, Indonesia membukukan 3 gelar juara. Legenda hidup Indonesia Susi Susanti meraih 2 gelar juara. Sedangkan 1 gelar diraih oleh Yuliani Sentosa di tahun 1993. Selain Indonesia, tuan rumah juga sudah mengoleksi 3 gelar juara. Swedia, Belanda, Hongkong, Tiongkok dan Korea baru mengoleksi 2 gelar. Sementara itu Inggris, Jepang, India dan Denmark berbagi 1 gelar juara.
Di ganda putri, Indonesia masih tertinggal jauh dibanding Korea. Korea sudah mengumpulkan 8 gelar juara. Sedangkan Indonesia baru 2 gelar. Di bawah Korea, ada tuan rumah yang sudah punya 4 juara di ganda putri. Tiongkok yang begitu mendominasi ganda putri dunia hanya meraih 1 gelar juara di turnamen ini. Ganda putri terakhir Indonesia yang juara adalah Pia Zebadiah Bernadeth/Rizki Amelia Pradipta di tahun 2012.
Torehan prestasi di masa lalu seharusnya menjadi pendorong bagi atlet junior Indonesia yang berlaga di Chinese Taipei Open 2014. Jika seniornya bisa maka mereka juga bisa mengikuti jejak para pendahulunya. Jo tidak perlu gentar menghadapi Wang Zhengming. Kevin/Selvanus juga tidak perlu minder tatkala bertemu ganda tangguh Korea. Edi/Glo juga bisa tampil super kala bertemu LYD/Shin Sheung Chan di babak kedua. Gebby/Ketut jangan sampai teler dulu kala berduel dengan wang Xiaoli/Yu Yang. Dan Hana Ramadhini pun juga punya peluang mengikuti jejak Susi Susanti. Junior-junior ini harus mempunyai semangat pantang menyerah dan haus gelar juara diatas lapangan.
Penulis : Aries Suramadu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H