Mohon tunggu...
Aries Munandi
Aries Munandi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Seorang blogger, penulis dan juga pemerhati sejarah kota Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Senandung Kicauan di Gunung Salak

28 Oktober 2024   10:46 Diperbarui: 28 Oktober 2024   10:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taman Nasional Gunung Salak (TNGS) menjadi salah satu taman nasional terbesar yang ada di Pulau Jawa. Dengan luas sekitar 113.357 hektar menjadikan wilayah ini sebagai kawasan konservasi penting di wilayah Jawa Barat.

Keanekaragaman hayati di Taman Nasional Gunung Salak menjadi semakin lengkap dengan banyaknya tumbuh-tumbuhan dan satwa endemik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain. Hal ini pula yang menjadikan kawasan TNGS menjadi kawasan wisata alam yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan.

Di kawasan Taman Nasional Gunung Salak ini, tidak hanya terdapat keragaman flora dan faunanya saja, tetapi juga Anda dapat mendengarkan senandung kicauan burung-burung nan cantik yang hidup di dalamnya. Biasanya setiap pagi dan sore hari, suara kicauan burung liar akan saling bergema bersahutan memanggil satu sama lainnya.

Terdapat lebih dari 244 spesies burung yang dapat ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Salak, sebagian di antaranya merupakan jenis burung dilindungi. Selain itu, banyak juga spesies burung yang umum ditemukan di daerah lain di Indonesia, dan sebagian besar adalah jenis burung yang sedang bermigrasi.

Berbagai jenis dan tipe burung saling bercengkerama di sela dedaunan di antara pepohonan. Ada beberapa spesies burung pengicau yang berkembang biak di habitat Taman Nasional ini, di antaranya adalah: srigunting kelabu (Dicrurus leocophaeus), pelanduk semak (Malacocincla sepiarium), pijantung kecil (Arachnothera longirostra), tepus pipi perak (Stachyris melanothoraz), ciung mungkal jawa (Cochoa azurea), cica matahari (Crocias albonotatus), poksai kuda (Garrulax rufifrons), dan gelatik jawa (Padda oryzivora).

Selain itu, terdapat juga spesies burung pengicau yang umum dan lazim dipelihara para penggemar burung seperti burung sikatan, cica daun, dan sebagainya. Adanya perburuan dan penangkaran terhadap spesies burung tertentu di wilayah yang berdekatan dengan taman nasional ini menjadikan populasi beberapa spesies burung semakin langka dan sulit untuk ditemukan.

Sedangkan untuk beragam jenis burung predator yang dapat ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Salak antara lain: elang jawa (Spizaetus bartelsi), elang hitam (Ictinaetus malayensis), elang ular bido (Spilornis cheela), dan alap-alap capung (Microchierax fringilarius).

Keberagaman spesies burung yang ada di Taman Nasional Gunung Salak menandakan bahwa habitat dan ekosistem di kawasan ini sangat menunjang kelangsungan hidup burung-burung tersebut baik dari jenis pemangsa maupun pengicau.

Di Taman Nasional ini juga terdapat lebih dari 61 spesies mamalia yang di antaranya adalah Macan tutul jawa, owa jawa, lutung budeng dan ajag atau anjing hutan.

Taman Nasional Gunung Salak tidak hanya memiliki keberagaman flora dan fauna saja, tetapi juga terdapat beberapa lokasi dan objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi seperti Curug Cimantaja, Curug Pi'it, Curug Cipamulaan, Curug Cihanjawar, dan Curug Citangkolo. Kawasan Taman Nasional ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Bogor, Lebak dan Sukabumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun