Mohon tunggu...
Aries Marchel Arvian
Aries Marchel Arvian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perpisahan Abadi

30 Januari 2024   11:04 Diperbarui: 30 Januari 2024   11:22 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Naskah Drama

Tokoh:

Arya (Anak laki-laki): Seorang pemuda yang sedang menjalani studi di kota.

Mira (Anak perempuan): Seorang gadis remaja yang masih bersekolah.

Ibu (Eka): Seorang ibu yang berusaha kuat setelah kehilangan suaminya.

Dokter (Dr. Utomo): Seorang dokter yang memberikan informasi dan kenyamanan kepada keluarga Arya.

(Drama dimulai dengan Arya sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman setelah mendengar kabar buruk tentang kesehatan ayahnya.)

Adegan 1: Rumah Keluarga Arya - Duka yang Terpendam

(Arya tiba di rumah keluarganya. Suasana rumah terasa hening dan penuh ketegangan.)

Arya: (masuk ke rumah) Ibu, Mira, ada apa? Aku pulang sesegera mungkin begitu mendengar kabar buruk.

Ibu: (menatap Arya dengan mata berkaca-kaca) Ayah... Ayah dalam kondisi yang sangat serius, Nak.

Mira: (menangis) Arya, aku takut. Ayah...

Arya: (tersentak) Apa yang terjadi, Ibu? Ayah sakit?

Adegan 2: Rumah Sakit - Pembicaraan yang Sulit

(Mereka tiba di rumah sakit. Dr. Utomo keluar dari ruang perawatan.)

Dr. Utomo: (serius) Keluarga Arya, saya Dr. Utomo. Ayah Arya mengalami serangan jantung yang cukup serius. Kondisinya sangat kritis.

Ibu: (tengah menangis) Apa yang harus kita lakukan, Dokter?

Dr. Utomo: (menyampaikan dengan lembut) Saat ini, kami sedang melakukan segala yang kami bisa. Namun, perlu diingat bahwa situasinya sangat tidak pasti. Kami akan memberitahu Anda segera jika ada perkembangan.

(Mira dan Arya saling pandang dengan mata penuh kekhawatiran.)

Adegan 3: Rumah Sakit - Perpisahan Terakhir

(Beberapa hari berlalu, Ayah Arya semakin melemah. Mereka berada di ruang perawatan ayah.)

Arya: (memegang tangan ayahnya) Ayah, aku di sini. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja.

Ayah: (tersenyum tipis) Arya, anakku yang hebat. Jagalah ibu dan Mira baik-baik.

Ibu: (menangis) Ayah...

Ayah: (memandang ke arah Ibu) Eka, kau adalah kebahagiaanku. Terima kasih atas segalanya.

Mira: (menangis pelan) Ayah, aku belum siap kehilanganmu.

(Arya menangis diam-diam, mencoba menahan kesedihannya.)

Adegan 4: Rumah Sakit - Pertemuan Terakhir

(Ayah Arya semakin lemah. Suara detak jantungnya terdengar melambat.)

Arya: (dengan suara lembut) Ayah, aku mencintaimu.

Ayah: (dengan napas tersengal) Arya, jadilah anak yang hebat. Jangan biarkan kepergianku menghalangi langkah-langkahmu.

(Suasana hening. Ayah Arya menghembuskan napas terakhirnya. Mira dan Ibu menangis. Arya mencium dahi ayahnya.)

Arya: (dengan lembut) Selamat jalan, Ayah.

Adegan 5: Rumah Keluarga Arya - Menghadapi Kenyataan

(Setelah pemakaman, keluarga Arya kembali ke rumah. Mereka duduk di ruang tamu dalam keheningan yang mendalam.)

Ibu: (menyeka air matanya) Kami harus tetap kuat. Itulah yang Ayah inginkan.

Mira: (mengangguk) Iya, Ibu. Tapi rasanya begitu sulit.

Arya: (memandang foto bersama ayah di dinding) Ayah meninggalkan banyak pelajaran berharga. Kita harus menjalani hidup dengan penuh semangat, seperti yang Ayah inginkan.

Adegan 6: Beberapa Bulan Kemudian - Meninggalkan Kenangan

(Keluarga Arya mulai bangkit dan melanjutkan hidup. Mereka meletakkan bunga di makam Ayah Arya.)

Ibu: (senyum lembut) Ayah selalu ada di hati kita. Kita akan menjalani hidup seperti yang diinginkannya.

Mira: (menggenggam tangan Ibu) Kita akan membuatnya bangga.

Arya: (menatap langit) Terima kasih, Ayah, atas segalanya. Kenanganmu akan terus hidup dalam setiap langkah kami.

(Mereka berjalan bersama, meninggalkan makam Ayah Arya sambil membawa kenangan indah bersama mereka.)

Penutup:

Drama ini menggambarkan perjalanan keluarga yang harus menghadapi perpisahan dengan sosok yang dicintai. Meski penuh kesedihan, mereka belajar untuk tetap tegar dan menjalani hidup dengan semangat yang ditinggalkan oleh Ayah Arya. Meninggalkan kenangan indah dan pelajaran berharga, Ayah Arya menjadi inspirasi bagi keluarganya untuk melangkah maju dengan kekuatan dan cinta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun