Ini natal ketiga sejak Tooru menghilang dan kali ketiga aku menunggunya di bawah pohon natal dekat stasiun. Kuremas kotak snow ball yang seharusnya kuberikan padanya tiga tahun lalu. Kalau saja aku tahu dimana Tooru tinggal, kalau saja aku mencari tahu lebih banyak tentang lelaki itu...
24 Desember pukul 18:00
Aku tahu ini bodoh. Kuperhatikan setiap lelaki yang lewat, walau mereka berjalan bergandengan dengan pasangannya. Aku sudah melatih reaksiku berkali-kali jika ternyata Tooru lewat dengan tangan gadis lain yang melingkar di lengannya.
24 Desember pukul 22:00
Apa Megumi benar? Apa aku melakukan hal yang sia-sia? Tooru...
24 Desember pukul 00:00
Kutundukan kepalaku dalam-dalam, kutatap kotak snowball yang sudah mulai kusam. Buliran air panas melesat membasahi bungkus kertasnya. Kutarik nafasku dalam-dalam, kuhembuskan nafas itu pelan-pelan kubiarkan tiap kenangan tentang Tooru menghilang. Kubiarkan tubuhku kebas.
“Yui?”
Seseorang memanggil namaku. Seseorang dengan suara yang kurindukan. Kutolehkan pandangan ke sumber suara itu. Dan disanalah ia berdiri.
Seketika tubuhku membeku melihat sosok Tooru yang berdiri di hadapanku. Nafasnya tersengal.
“Tooru...” Kudengar diriku begumam parau. Tiba-tiba tubuhku bergerak dengan sendirinya, kakiku berlari ke pelukannya. Runtuh sudah pertahananku, kulupakan semua latihan dialog yang ingin aku ucapkan ketika bertemu dengannya.