Mohon tunggu...
Ariesani Hermawanto
Ariesani Hermawanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP, UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bela Negara (Defending of State) Tinjauan Dimensi Sosial Kemasyarakatan

14 Juni 2024   21:38 Diperbarui: 16 Juni 2024   00:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fokus utama bela negara dari dimensi sosial mengacu pada  masyarakat (society) sebuah negara. Masyarakat adalah sekelompok besar orang yang hidup bersama secara terorganisir, membuat keputusan tentang bagaimana melakukan sesuatu dan berbagi pekerjaan yang perlu dilakukan.[1] Dalam dimensi sosial, bela negara ditumbuhkan dalam ikatan-ikatan kebersamaan di antara rakyat secara harmoni demi tujuan bersama. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka satu hal penting yang harus ada adalah kohesi sosial masyarakat. Kohesi sosial adalah keyakinan yang dianut oleh warga negara suatu negara bahwa mereka memiliki komunitas moral yang sama, yang memungkinkan mereka untuk saling percaya.[2] Kohesi sosial ini sebuah konsep yang berakar kuat dalam ilmu sosial, yang mengacu pada ikatan yang menyatukan suatu masyarakat. Dapat diuraikan lebih lanjut, kohesi sosial adalah tentang bagaimana orang berpikir dan merasa terhubung satu sama lain dalam suatu komunitas, membentuk rasa persatuan dan kepemilikan yang tidak dapat diukur hanya dengan faktor eksternal seperti pekerjaan atau sistem hukum. Dalam konteks tentang bela negara, kohesi sosial menjadi salah satu faktor yang menentukan kuat tidaknya semangat bela negara. Ada sejumlah hal krusial untuk memperkuat semangat bela negara dari masyarakat ditinjau secara sosial, antara lain yaitu: 

 

  • Persatuan dalam perbedaan (Unity in Diversity). Persatuan dalam perbedaan digunakan sebagai ungkapan keselarasan dan kesatuan antara individu atau kelompok yang berbeda. Ini adalah konsep "persatuan tanpa keseragaman dan keberagaman tanpa perpecahan."[3] Persatuan dalam keberagaman berarti orang-orang dengan latar belakang, budaya, bahasa, kepercayaan, dan sudut pandang yang berbeda dapat bersatu untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Hal ini menekankan bahwa persatuan bukan berarti semua orang menjadi sama, namun perbedaan justru dapat memperkuat ikatan dan interaksi sesama anggota warga negara. Dalam konteks bela negara, kesatuan ini sangatlah penting. Sebuah negara dimana beragam kelompok saling menghormati dan mendukung satu sama lain, mereka akan lebih kuat dan lebih mampu menghadapi tantangan. Rasa persatuan ini memupuk kerjasama serta menyadari tujuan bersama dalam kehidupan berbangsa. Hal ini akan menjadikan negara lebih aman dan bersatu dalam upayanya melindungi eksistensi negara secara berkelanjutan.
  • Identitas nasional bersama (shared national identities). Bangsa adalah suatu konstruksi sosial dan politik yang menjadi dasar identitas nasional rakyatnya. Suatu bangsa merupakan hasil cita-cita nasional dari rakyat yang meyakini bahwa mereka memiliki identitas kolektif yang sama; "Ini adalah sebuah komunitas politik yang dibayangkan (imagined political communities) -- dan dibayangkan sebagai sebuah komunitas yang terbatas dan berdaulat."[4] Dalam kaitannya dengan bela negara, maka penerimaan atas identitas bersama ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan perasaan memiliki (sense of belonging) bangsa dan negara. Secara lebih luas, identitas nasional adalah rasa memiliki dan memahami di antara orang-orang dalam suatu negara; yang mencerminkan karakteristik kolektif, perilaku, dan nilai-nilai yang membedakan mereka dari negara lain. Ini membentuk cara individu memandang dirinya sendiri dalam kaitannya dengan sesama warga negara dan dunia luar. Identitas ini tidak hanya menyangkut ciri-ciri budaya seperti bahasa, tradisi, dan adat istiadat, namun juga melibatkan hubungan emosional yang kuat dengan bangsa dan sejarahnya. Lebih jauh lagi, identitas nasional memperkuat komitmen untuk membela dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan kepentingan negara. Identitas kolektif ini membantu menjaga kohesi sosial dan dapat memperkuat patriotisme untuk menjaga kedaulatan dan integritas bangsa.
  • Keterlibatan masyarakat yang kuat (community engagement). Keterlibatan masyarakat adalah proses bekerja secara kolaboratif dengan dan melalui kelompok orang yang berafiliasi dengan kedekatan geografis, minat khusus, atau situasi serupa untuk mengatasi masalah yang mempengaruhi kesejahteraan orang-orang tersebut.[5] Pendekatan ini sangat penting dalam mempertahankan konsep kesadaran bernegara dan berbangsa. Pendekatan ini memperkuat kohesi sosial dan mendorong tanggung jawab bersama untuk menciptakan masyarakat yang saling mendukung dan bersifat terbuka (inklusif). Menghubungkan istilah 'komunitas (community)' dengan 'keterlibatan (engangement)' memperluas perspektif di luar individu hingga mencakup kelompok bersama yang lebih luas. Hal ini menggarisbawahi pentingnya keterbukaan dengan mengakui dan merangkul keberagaman anggota masyarakat dalam komunitas mana pun. Ketika membahas  kesadaran bela negara, keterkaitan ini menjadi penting karena menjaga eksistensi negara tidak hanya mencakup perlindungan kepentingan individu tetapi juga pengakuan dan penghormatan atas identitas dalam masyarakat. Pendekatan ini memupuk rasa persatuan dan kohesi dalam rangka menjaga integritas dan negara dalam masyarakat kontemporer.

 

Kesimpulan dari bela negara dalam tinjauan sosial kemasyarakatan yaitu penekanan pada kohesi sosial, persatuan dalam keberagaman, identitas nasional bersama, dan keterlibatan masyarakat sebagai pilar utama. Kohesi sosial ini memperkuat spirit  bela negara dengan membangun rasa persatuan dan kebersamaan di antara warga negara yang majemuk. Persatuan dalam keberagaman menegaskan bahwa perbedaan budaya, bahasa, dan kepercayaan dapat menjadi kekuatan yang memperkaya masyarakat dan bersifat saling melengkapi. Identitas nasional bersama menciptakan rasa memiliki terhadap negara, sementara keterlibatan masyarakat memperkuat tanggung jawab bersama dalam menjaga nilai-nilai negara dan kebangsaan. Integrasi semua elemen ini menjadi kunci untuk membangun masyarakat serta memperkuat semangat membela negara dan bangsa.

 

Referensi

[1] https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/society ,akses 14 Juni 2024.

[2] Larsen , C.A., 2013. The Rise and Fall of Social Cohesion. The Construction and De-construction of Social Trust in the USA, UK, Sweden and Denmark, Oxford: Oxford University Press.

[3] Lalonde, Roxanne.,1994. Unity in Diversity: Acceptance and Integration in an Era of Intolerance and Fragmentation, Ottawa, Ontario: Department of Geography, Carleton University.

[4] Anderson, B.,1983. Imagined communities: Reflections on The Origin and Spread of Nationalism, London: Verso

[5] "Principles of Community Engagement", First Edition,.1997." Centers for Disease Control and Prevention", CDC/ATSDR Committee on Community Engagement.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun