Mohon tunggu...
Aries Kurniawan
Aries Kurniawan Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Ilmu Manajemen Unair, Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik, Penulis Buku, Penggerak Entrepreneur, Anggota LPH dan KHT PWM Jatim

Setelah lulus dari S1 Manajemen Universitas Jember tahun 1999, selain aktif di perserikatan Muhammadiyah, Sijori Pos yang berganti nama Batam Pos menjadi lahan meniti karir bagi pria berhidung mancung ini hingga tahun 2005. Setahun kemudian, Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta menjadi candra dimuka menimba ilmu S2 di bidang Hukum Bisnis dan selesai pada September 2007. Pria yang punya hobi membaca dan menulis ini aktif di bidang pendidikan khususnya tingkat SMP-SMA-SMK, mengelola klinik dan bisnis retil serta sebagai Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Muslim Batam (YLKMB). Dan pada Kamis, 18 Desember 2008 dilantik menjadi hakim adhoc Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Batam untuk masa periode lima tahun. Setelah menyelesaikan sebagai hakim adhoc pada tahun 2013, pria yang gemar traveling ini aktif sebagai Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) dan anggota Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thayyiban Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur sejak 2022 .

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Manajemen Hati Pasca Pertunangan

10 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 15 Mei 2023   21:00 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakharmonisan ini bisa disebabkan emosi atau kemarahan yang timbul dari pasangan pertunangan tersebut. Hal ini akan menjadi lebih kompleks permasalahannya jika dalam proses pertengkaran tersebut dimasuki oleh pihak ketiga.

Baik dalam posisi berupaya menggantikan pihak yang bertunangan ataupun posisi memberikan saran atau masukan yang berakibat tidak mendamaikan pasangan yang bertunangan bahkan dengan saran atau tindakan pihak ketiga tersebut justeru dapat menjauhkan antara pasangan pertunangan.

Calon mempelai pria berkomunikasi dengan sang ibu. | Foto : Aries Kurniawan
Calon mempelai pria berkomunikasi dengan sang ibu. | Foto : Aries Kurniawan

Untuk dapat menyelesaikan hal ini maka yang berperan penuh adalah masing-masing pasangan pertunangan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • Menjaga hati masing-masing pasangan untuk dapat introspeksi diri dengan mencari kelemahan diri sendiri tanpa mencari kesalahan pasangan pertuanangan. Sebaliknya, memandang baik pasangan pertunangan. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan dan menjaga cinta masing-masing pasangan.
    Berbicara tentang cinta maka masing-masing pasangan harus dapat memisahkan dengan syahwat. Sebab syahwat dapat hilang yang disebabkan intensitas hubungan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
    Namun, cinta tidak dapat hilang disebabkan perlakuan buruk dari pasangan pertunangan. Namun yang perlu diingat adalah menanamkan dan membiasakan perlakuan baik kepada pasangan pertungan tersebut.
  • Dapat memilih teman yang memberikan nilai positif bagi pasangan pertunangan dengan kriteria teman tersebut memiliki pengetahuan dan pengalaman yang melebihi pasangan pertunangan tersebut. Hal ini akan membawa saran masukan positif bagi masing-masing pasangan pertunangan.
  • Mencegah pihak ketiga masuk dalam pergaulan pasangan yang dapat merusak hubungan pertunangan. Dalam hal ini penegasannya adalah mencegah perselingkuhan. Ini tentunya dapat merusak kepercayaan pasangan pertunangan.
  • Menerima dukungan positif keluarga. Sebab, pertunangan terjadi disebabkan peran serta keluarga besar. Jadi dukungan positif untuk menjaga hubungan pertunangan dengan baik.

Pilih Mencintai atau Dicintai

Terdapat pilihan lebih baik memilih pasangan yang mencintai atau yang dicintai. Jika harus memilih maka jawabannya ada pada masing-masing individu. Dengan dasar pertanyaan, lebih mudah mana menumbuhkan rasa cinta kepada orang yang belum mencintai atau membuat orang yang belum cinta untuk menjadi cinta.

Ternyata, kedudukan dicintai itu lebih tinggi. Karena mencintai semua orang dapat melakukan tapi untuk mendapatkan cinta tidak semua orang bisa melakukan. Dari segi logika, kita lebih sulit untuk membuat orang lain mencintai diri kita karena hati dan pikiran orang lain bukan ranah dan wewenang kita yang dapat kita atur sesuai dengan keinginan kita.

Yang dapat kita ubah adalah mengubah diri kita sendiri. Lantas bagaimana caranya, salah satu diantaranya adalah mengingat kebaikannya pada diri kita. (***)

Penulis adalah Mahasiswa S3 Ilmu Manajemen Unair, Dosen UM Gresik dan Anggota Lembaga Pemeriksa Halal Dan Kajian Halalan Thayyiban Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun