Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Janji dan Kesetiaan, Garis Besar Cerita Rakyat Terbentuknya Danau di Indonesia

10 Januari 2021   22:59 Diperbarui: 10 Januari 2021   23:02 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Poso. Sumber: Kompas.com

Ada begitu banyak cerita rakyat di Indonesia, sebagaimana ada begitu banyak danau di negeri ini. Hampir semua danau memiliki kisahnya masing-masing. Tentunya juga dengan beragam versi. Sebenarnya cerita rakyat tersebut tidaklah bersesuaian dengan riwayat terbentuknya danau-danau tersebut secara keilmuan, akan tetapi cerita rakyat tetaplah metode yang baik untuk menanamkan kearifan lokal masing-masing.

Soalnya, selalu ada nilai-nilai baik yang terkandung dalam nilai tersebut. Walaupun kadang-kadang arahnya adalah soal pengkhianatan yang agak-agak dewasa kalau dicerna.

Sebutlah contoh cerita rakyat terbentuknya Danau Singkarak. Dikisahkan seorang anak yang makannya banyak sehingga ketika ibunya membawa kerang ke rumah, sang ibu dan sang ayah memilih untuk memakan duluan daripada nggak dapat karena sang anak kebetulan lagi main.

Ketika sampai di rumah, sang anak melihat bahwa ayah-ibunya habis makan enak. Sang anak sedih, ayam peliharannya ikut sedih, dan kemudian terjadilah peristiwa besar ketika batu tempat sang anak berdiri terangkat, menghantam bukit, membentuk aliran sungai yang kemudian jadi sungai Ombilin yang menyusutkan laut dan membentuk Danau Singkarak.

Kalau dilihat konteksnya sekarang, orangtua malah senang kalau anaknya makan banyak.

Cerita itu tentu terkait dengan ketidaksetiaan orangtua pada sang anak sampai pakai acara makan kerang duluan nggak ngajak-ngajak. Ihwal kesetiaan sendiri juga muncul pada kisah Danau Limboto. Mbu'i Bungale, bidadari yang kehilangan sayap pada akhirnya tertahan di dunia bersama Jilumoto, pemuda setempat. Danau Limboto sendiri teraliri sesudah Mbu'i Bungale mempertahankan mustika dan mata air tupalo dari orang asing.

Cerita pernikahan manusia dan bukan manusia tidak hanya terjadi di Danau Limboto, melainkan juga Danau Toba. Kalau di Danau Toba, si Toba lah yang menikah dengan jelmaan ikan. Bagian ini agak cocok untuk orang kekinian yang merasa bahwa menikah adalah solusi, padahal nikah tidak sesederhana itu.

Toba dan istrinya memang hidup sederhana, punya anak satu bernama Samosir. Masalahnya adalah Samosir makannya banyak dan Toba harus bekerja lebih keras untuk itu. Konteksnya pas sekali ya. Menikah itu ya bukan cuma soal hidup berdua lalu ena-ena, tetapi ada unsur tanggung jawabnya.

Dikisahkan ketika mengantar makanan ke ladang, Samosir memakan sebagian bekal bapaknya dan bapaknya sendiri sudah muntab karena si anak makannya banyak plus malas-malasan, akhirnya nggak tahan untuk melanggar janji.

"Dasar keturunan ikan!"

Lha ngawur. Kan dulu dia pas menikahi jelmaan ikan itu juga tahu kalau istrinya berasal dari ikan. Kok ya marah-marah?

Kaget dengan kemarahan bapaknya, Samosir pulang ke rumah dan melakukan crosscheck dengan ibunya dan kemudian air mengalir begitu deras sampai membentuk danau.

Ingat, kalau sudah janji ya harus ditepati, apalagi karena janji itu, si Toba bisa punya pendamping hidup kan?

Soal pernikahan sendiri juga hadir dalam kisah Danau Poso. Malah ini lebih indah karena Ue Bailolo dan istrinya tidak punya anak tapi tetap setia satu sama lain dan tetap berikhtiar. Dalam ikhtiar itulah mereka bersua dengan Lalung yang diangkat sebagai anak.

Kemudian singkat cerita muncul Manurung yang berjanji ketiak menitip bunga pada istri Ue Bailolo bahwa kelak jika ada yang memetik bunga itu, akan dijadikan istri. Ternyata bunga itu dipetik sama Lalung dan sesuai janji Manurung menikahi Lalung.

Danau Poso sendiri lahir ketika Manurung meminta petunjuk Tuhan atas kekeringan yang dialami. Doa dijawab dengan arahan pergi ke bukit dan menancapkan tombak sakti yang kemudian menjadi danau.

Perkara janji juga muncul di cerita rakyat Danau Sentani. Roo Wally dan Habhoye Wally berjanji pada gurunya untuk membawa pelepah pohon nibun baik-baik dan tidak meletakkannya di tanah.

Sudah sempat konsisten, eh, begitu ketemu kasuari mereka berdua malah lupa. Walhasil, air keluar begitu deras dan kemudian membentuk Danau Sentani yang luas serta ada burung Kasuari di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun