Oya, saya sendiri selama ini juga ikut kelas-kelas online untuk bocah walaupun tidak setiap pertemuan dia mengikuti dengan baik. Ya, masih sesukanya. Pada periode saya UAS dan lagi deadline, kelas itu off dulu takutnya saya nggak bisa mendampingi sesuai kurikulum yang ada.
Saya adalah bagian dari orang tua yang nggak masalah anak saya kurang pintar karena nggak sekolah, asalkan dia sehat. Toh kebetulan saya juga masih punya privilese untuk selalu mendampinginya. Saya bukan tipe orang tua yang mendesak sekolah dibuka karena takut anaknya bodoh.
Sebentar, Pak, Bu. Anaknya pintar tapi sakit itu gimana maksudnya?
Pada akhirnya, dalam menghadapi tahun ini, saya mencoba untuk fokus pada tesis saya yang sudah saya susun sedemikian rupa hanya berdasarkan data-data di internet. Dengan demikian, saya tetap bisa fokus mendampingi anak saya belajar kembali, baik melalui kurikulum yang saya dan Mamanya buat maupun mengikuti kelas-kelas online.
Setidaknya, saya sudah membantu istri yang adalah tenaga kesehatan untuk tidak memusingkan soal anak. Dia sudah cukup pusing dengan sulitnya kerja di Rumah Sakit pada zaman sekarang~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H