Buruknya penampilan di dua laga terakhir memang kentara sekali untuk Si Wei. Terlebih pada laga di Denmark. Pada game ketiga saja yang berakhir dengan kemenangan 22-20, Si Wei bikin 14 kesalahan alias menyumbang 2/3 poin bagi PraMel. Sebenarnya, Ucok nggak kalah dermawan. Dari 20 poin Zheng/Huang, separo diantaranya disumbang kesalahan Ucok dengan perincian sekali gagal servis, 3 kali out, dan 6 kali kena net.
Ya, Ucok sebenarnya masih berteman dengan net. Hanya saja, dalam laga di Eropa, Zheng Si Wei jauh lebih buruk mainnya. Si Wei juga kurang kontribusi dalam menyumbang poin karena dalam 2 laga dan 6 game dan 234 poin, hanya 23 poin saja yang berasal darinya. Untuk urusan banyak-banyakan menyumbang poin dalam wujud smash menghujam masuk atau penempatan ciamik, Ucok adalah juaranya. Ada 31 poin yang dibukukan oleh Ucok, meski jumlahnya masih kurang 7 dari total poin yang dia sumbangkan tapi nggak apa-apa.
Paling ciamik tentu saja smash andalan Ucok. Di Denmark, smash itu menyumbang 7 dari 12 angka yang dibuat Ucok. Di final France Open baru kelihatan ngerinya. Pada game pertama saja ada 4 smash mantan partner Debby Susanto ini yang tidak kembali. Game kedua lebih ganas lagi, ada 5 smash. Smash Ucok boleh dibilang menjadi salah satu penentu dalam dua pertandingan penting lawan Zheng/Huang.
Buruknya penampilan Si Wei rupanya ditunjang pula dengan hilangnya daya magis Ya Qiong. Betul bahwa dirinya merupakan pemain paling bebas salah di lapangan, namun sumbangan poinnya juga sedikit. Ada 26 poin yang disumbangkan Ya Qiong ke PraMel tapi hanya ada 16 poin yang mutlak berasal dari pukulan-pukulannya. Separo dari kontribusi Ucok dan masih tertinggal 7 poin dari Meli yang bikin 23 angka.
Salah satu permainan terburuk Ya Qiong ada di game 1 France Open, meskipun mereka menang. Ada 7 pukulan Ya Qiong yang menyentuh net. Jumlah error-nya sama dengan Praveen, tapi rincian error Praveen adalah net 5 kali dan out 2 kali. Pada game 2 di Denmark dan game 3 di France, Ya Qiong juga betul-betul lenyap karena hanya menyumbang 1 poin saja! Lepas dari Lu Kai, Huang Ya Qiong bersama Zheng Si Wei memang menciptakan standar baru untuk nomor XD. Hingga ekspektasi kita pada penampilan Huang sungguh besar. Sampai-sampai, andalan muda kita Indah Cahya Sari Jamil dikasih julukan Indah Cahyaqiong oleh para BL karena nama Ya Qiong itu memang sudah dipandang sangat baik. Hanya memberi 1 poin dalam 1 game tentu bukan standar Ya Qiong.
Terakhir, peran Melati jadi kunci lain dalam laga ini. Terasa di game ketiga di Denmark kala Si Wei dan Ucok rebutan bikin salah, Meli justru main dengan rapi sekali dan hanya bikin 1 kali bola out sebagai satu-satunya kesalahan pada game tersebut. Posisi Meli yang sangat dekat dengan net juga menjadi sumber dari total 23 poin yang dia bukukan. Permainan yang rapi membuat dirinya mulai dikait-kaitkan sebagai penerus Lilyana Natsir atau Debby Susanto. Walau demikian, sebenarnya Meli juga semakin kondang karena senyum gingsulnya yang manis itu.
Dua gelar ini menjadi sangat penting bagi PraMel karena berhasil pecah telur pasca masuk ke 4 final sebelumnya. Penting juga bagi Tiongkok karena harus ada strategi baru agar tetap menjadi penguasa XD. Semoga Ucok dan Meli konsisten, yha!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H