Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Waspadai 5 Modus Kejahatan Finansial Perbankan yang Sering Terjadi di Bulan Puasa

8 Mei 2019   13:15 Diperbarui: 8 Mei 2019   14:04 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bulan Ramadan ini, katanya sih setan-setan dibelenggu. Walau demikian, rupanya masih ada saja setan dalam rupa manusia yang melakukan tindakan-tindakan yang tentu saja merupakan kejahatan. Selain kriminal seperti mencuri di rumah kosong atau penjambretan, tindak kejahatan finansial juga marak terjadi.

Apalagi, ada momen-momen di bulan puasa ketika orang-orang menjadi kurang fokus karena salah fokus. Maksud saya, ketika ibadah puasa pada prinsipnya untuk berfokus pada Allah, eh ini berfokus pada nanti mau buka puasa pakai apa. Walhasil, jadinya lemas dan ketika lemas itulah otak menjadi tidak fokus.

Tidak terhitung lagi saya mendapat telepon tipu-tipu, yang diawali pertama kali sejak saya mengaktifkan kartu kredit. Lucu ya, hari ini kartu kredit aktif, eh besoknya telepon tipu-tipu muncul. Datanya pindah apa ya~

Tidak hanya di bulan puasa, sebenarnya, namun beberapa modus kejahatan finansial perbankan di bawah ini cukup sering terjadi dan menimpa orang-orang yang lagi kurang fokus, maupun orang-orang yang aslinya lagi butuh uang, tetapi jadinya malah jebol banyak.

Jadi, mari kita cek apa yang harus diwaspadai.

1. Via Telepon

Ini klasik, sejak 10 tahun silam sudah ada. Modelnya adalah kita memenangkan sesuatu hadiah, kemudian kita diminta langsung ke ATM untuk pencet-pencet, yang sebenarnya itu adalah memindahkan isi tabungan kita ke rekening tukang tipu. Secara perbankan, ini legal karena toh kita sendiri yang melakukan transaksi di ATM. Begitu sadar kalau tipu-tipu, kita tidak serta merta bisa menyalahkan bank.

Ketika kuliah, saya pernah ditipu macam begini. Kebetulan, isi rekening anak kos kala itu hanya sisa 100 ribu alias tidak bisa diambil lagi. Ndilalah, tukang tipu menelepon ketika saya sedang menemani mantan pacar ke ATM. Jadilah dengan kewaspadaan rendah--lha memang nggak punya uang--saya turuti arahan si tukang tipu sekadar ingin tahu metodenya.

Ujungnya sih, saya dikata-katain. Hehe~

2. Melalui Surat Elektronik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun