Amerika Serikat, tuan rumah Copa America Centenario, berhasil melaju ke babak semifinal setelah menaklukan tim asli Conmebol, Ekuador, di perempat final lewat duel nan menegangkan. Jurgen Klinsmann kembali menebarkan asa bahwa timnya bisa berbicara banyak di gelaran spesial Copa America ini.Â
Kehilangan DeAndre Yedlin secara otomatis membuat Klinsi harus mengubah formasi ajeg yang dia miliki di 3 pertandingan awal. Matt Besler ditempatkan di bek kiri dengan memindahkan Fabian Johnson ke kanan. Klinsi tidak jadi menurunkan Michael Orozco yang digadang-gadang akan menggantikan Yedlin. Sementara Ekuador tetap menurunkan duo Valencia sebagai pemain kunci.
Amerika Serikat memulai kick off di babak pertama dalam laga yang ditayangkan oleh Kompas TV ini, namun Ekuador menjadi tim pertama yang melakukan serangan penting setelah lini tengah mengirimkan bola panjang kepada Enner Valencia, namun berhasil dipotong oleh Fabian Johnson. Serangan Ekuador juga tidak berhenti karena Jefferson Montero dan Enner Valencia juga memberikan tekanan yang lantas dibalas serangan balik oleh USMNT. Pertandingan tampak memiliki intensitas tinggi sedari awal.
Clint Dempsey lagi-lagi menjadi pemain dengan faktor pembeda bagi Amerika Serikat. Pada menit ke-22, umpan Bobby Wood diteruskan oleh Jermaine Jones dengan umpan mantap kepada Dempsey yang menyelesaikan kesempatan itu dengan baik. Gol ketiga dalam tiga pertandingan bagi Dempsey ini sekaligus menjadi awal mantap tuan rumah dalam pertandingan penting ini. Gol ke-52 Dempsey di level internasional ini menjadi pembeda kala kedua tim memasuki ruang ganti di Seattle untuk turun minum.
Tensi pertandingan memanas pada menit 51. Jones yang tadinya pahlawan dengan assistnya lantas menjadi pesakitan setelah terlibat pertikaian dengan Michael Arroyo yang lantas melibatkan Antonio Valencia. Problematika ini kemudian membuat wasit Wilmar Roldan asal Kolombia memberikan kartu kuning kedua untuk Valencia dan kartu merah langsung untuk Jones yang bukan jomblo ngenes itu.
Bermain sama-sama dengan 10 pemain, Amerika Serikat berhasil menggandakan keunggulan. Bobby Wood lagi-lagi mengambil peran penting dalam memulai penyerangan. Bola dari Wood sampai ke Besler yang mengirimkannya ke Dempsey. Bola dari Dempsey lantas sampai pada Gyasi Zardes yang lantas menceploskan bola ke dalam gawang. Fans Amerika Serikat semakin tereksitasi dengan keunggulan ini.
Peningkatan intensitas dilakukan oleh Ekuador dan mereka mendapatkan gol pengecil selisih di menit 74. Sebuah set up tendangan bebas dari Walter Ayovi berhasil dimanfaatkan Arroyo dengan tendangan dari luar kotak penalti. Gol ini lantas memupus catatan 301 menit clean sheet Brad Guzan.
Serangan demi serangan dibuat oleh Ekuador untuk menyamakan kedudukan. Sepanjang pertandingan mereka membuat 13 shoot yang sayangnya hanya 3 yang tepat sasaran. Kekurangefektifan Ekuador ini sangat dieksploitasi oleh Amerika Serikat, termasuk juga 4 offside yang mereka bukukan. Amerika Serikat sendiri hanya membuat 8 percobaan dengan 4 mengarah ke gawang dan 2 masuk menjadi gol. Ekuador sendiri menguasai pertandingan dengan 54% berbanding 46% milik tuan rumah. Seperti review saya sebelumnya, secara statistik semacam ini (penguasaan bola, jumlah shoot, jumlah tendangan sudut, dll) tuan rumah memang lemah, namun mereka unggul di efektivitas.
Dengan demikian, Amerika Serikat maju ke semifinal dan bersiap menunggu kehadiran Argentina atau Venezuela. Dengan kemungkinan akan bertemu Lionel Messi di babak selanjutnya, patut ditunggu bagaimana Klinsi akan memformulasikan pasukannya. Tapi tentu saja, siapa tahu Rafael Dudamel punya strategi jitu untuk mengalahkan Argentina dan melanjutkan kejutannya. Kita tunggu saja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H