[caption id="attachment_172814" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Kira-kira 1 tahun silam, sekembali dari kantin, saya kaget oleh ulah jari kelingking kanan saya. Mendadak dia bergerak sendiri, bergetar kencang, dan tidak mau dihentikan. Ngeri melihatnya. Akhirnya tangan itu diistirahatkan sejenak, meski file-file spreadsheet di layar monitor menagih untuk dikerjakan. Itulah nasib pekerja modern. Tidak selalu sama memang, tapi pada umumnya datang pagi, duduk diam bekerja di depan layar monitor, lalu pulang sore atau malam hari. Macam itukah hidup? Dan semakin maya-nya dunia ini membuat intensitas menjadi sedemikian eloknya. Pekerja-pekerja yang harus lekat dengan email, laporan, dan update berita, mau tidak mau memang harus duduk di depan layar monitor kalau mau pekerjaannya selesai. Padahal, sebuah penelitian yang pernah saya kutip disini, menyebutkan bahwa LEBIH BAIK berjalan-jalan dan merokok daripada duduk diam! Katanya lagi, 20% kematian orang pada usia diatas 35 tahun adalah karena kurangnya latihan fisik. Jadi secara perlahan, meja kantor itu bisa membunuh juga. Rutinitas duduk bekerja di depan layar monitor adalah wajib. Tapi, agar kita bisa tetap sehat, tentu masih ada caranya. Resign dari pekerjaan yang semacam itu dan mencari jenis pekerjaan lain, adalah opsi ekstrim. Bagaimanapun yang begini agak sulit mengingat hari gini cari kerja susah. Nah, bagaimana caranya? Saya ada beberapa tips. Pertama, pindahkan mouse ke kiri. Ini banyak gunanya, selain mengistirahatkan tangan kanan, bisa juga melatih otak untuk optimalisasi tangan kiri. Jika anda kidal, lakukan sebaliknya. Jari kelingking saya tremor karena selama 5 jam memegang mouse tiada henti. Tubuh punya ketahanan, termasuk pada melakukan aktivitas yang sama dalam waktu panjang. Coba dicek, apakah anda memegang mouse dengan jari kelingking tergantung? Nah, itu penyebabnya. Makin jauh, ada penyakit yang namanya Carpal Tunnel Syndrome alias sindrom terowongan pada karpal. Karpal itu sendiri adalah tulang-tulang di bagian tangan yang berjemari. Kedua, minum banyak. Selain menyehatkan ginjal, minum banyak juga akan memaksa kita sering ke belakang. AC yang dingin pasti menuntut air yang lebih banyak, itu sudah jelas. Jika kita turuti dengan minum banyak, maka tendensi ingin buang air kecil jadi meningkat. Tahukah bahwa pergerakan dari meja kantor ke WC adalah bentuk refreshing tubuh? Kalau mau agak nekat, jika anda di lantai 3, maka pergilah ke toilet lantai 4 atau 2. Semakin jauh jarak, maka semakin panas gerakan tubuh. Dan itu bentuk peralihan dari perilaku duduk diam berjam-jam. Ketiga, jangan manja. Ada kalanya, hanya untuk mengambil fotokopian saja minta tolong admin. Apa susahnya pergi ke fotokopian sendiri? Sama dengan pelayanan hasrat pipis tadi, pergi ke fotokopian pun adalah bentuk gerakan. Keempat, sering cek ke lapangan. Ini buat orang planning macam saya. File-file planning boleh mantap, tapi realisasinya? Nah, rutinlah ke lapangan. Misal hendak berhubungan dengan QC, jangan pakai telepon, berdiri dan berjalanlah ke unit QC dan lakukan komunikasi disana. Ada gerakan tubuh, ada juga silaturahmi fisik. Baik kan? Kelima, pakai tangga bukanlah dosa. Banyak orang memanfaatkan lift. Misal di pagi hari, kita naik tangga 4-5 lantai, itu sudah termasuk olahraga lho. Atau ketika hendak makan siang, turun tangga, nanti pulangnya baru naik lift. Itu juga solusi. Ada banyak tekanan di dunia kerja, deadline, target dan segalanya. Tapi satu hal, jangan melupakan diri kita. Kalau kita sakit, kantor punya kewajiban membayar sesuai asuransi. Tapi kantor nggak akan berhenti karena kita, kalau kita sakit dan lama, kantor akan cari pengganti. Dan kita? Hmmm.. Maka, pikirkanlah juga diri sendiri, jangan sampai kita 'terbunuh' gara-gara kelamaan duduk di balik meja kantor. Banyak sisi lain hidup yang sama dan lebih indah dari meja kantor.. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H