Beberapa hari ini situasi kota Medan menjadi agak berbeda dari situasi biasanya. Beberapa titik konsolidasi digulirkan di beberapa tempat. Berdasarkan pengamatan konsolidasi dari kalangan mahasiswa masih yang lebih sering, selanjutnya konsolidasi yang dilakukan oleh para buruh dan masyarakat luas. Kebanyakan konsolidasi yang ada menyoroti kebobrokan kebijakan SBY-Boediono, sebagai pintu masuk pembahasan rencana pemerintah yang akan menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan april nanti. Rencana pemerintah demikian menjadi berita buruk di tahun 2012 ditengah-tengah kondisi rakyat dihadapkan dengan ketidak pastian kerja dan lambatnya penyelesaian persoalan agraria.
Beberapa konsolidasi yang sudah berjalan diantaranya konsolidasi dari gabungan organisasi mahasiswa yang disatukan dalam Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) yang terdiri dari 11 organisasi mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Utara. Baru kemudian ada konsolidasi yang dilakukan oleh gabungan Masyarakat dan Mahasiswa yang tergabung dalam wadah aliansi Kongres Rakyat Sumatera Utara (KR-SU) yang terdiri dari 50 lebih organisasi. Serta ada beberapa konsolidasi yang dilakukan oleh organisasi Cipayung. Kesemua konsolidasi yang ada mengecam kebijakan pemerintah SBY-Boediono yang lebih berpihak kepada kepentingan kapitalis monopoli dan anti terhadap rakyat.
Rencananya beberapa konsolidasi yang ada akan melakukan aksi pada minggu ini sampai momentum pengesahan kenaikan BBM oleh pemerintah pada April nanti. Tindakan aksi diambil karena mengambil pengalaman aksi di berbagai daerah. Bahkan beberapa organisasi mendorong untuk tuntutan aksinya ditinggikan dengan menurunkan SBY-Boediono, dengan melakukan penutupan berbagai infrastruktur vital di Sumatera Utara. Sementara itu pihak aparat kepolisian dan militer melakukan upaya-upaya dinamisasi massa yang akan melakukan aksi dengan mengundang beberapa perwakilan organisasi untuk berdiskusi. memang sebuah keadaan yang tidak biasa.
Tidak Seharusnya BBM Dinaikkan
Kekayaan SDA kita cukuplah menjanjikan, terbentang dari ujung timur sampai ujung barat indonesia. Kandungan yang ada sebagai sebuah barang berharga yang tak ternilai harganya bagi kehidupan penduduk. Kandungan Minyak Bumi, Gas Alam, Batu Bara, Bauksit, Nikel, Emas, Intan, Biji Besi, Uranium, Batu-Batuan, Flora dan Fauna yang tak habis-habisnya. Sebuah kekayaan yang jika diatur dan dikelola dengan baik akan menjadi penopang hidup bagi banyak manusia. Namun disayangkan SBY-Boediono tidak berfikiran dan bertindak atas alam Indonesia untuk kepentingan rakyat Indonesiam, tapi untuk penetingan negara-negara Imperialis. Berbagai alasan dikemukakan untuk melegitimasi kebijakannya yang anti terhadap rakyat, seperti beberapa alasannya menaikkan harga BBM :
Alasan Pertama, membengkaknya jumlah subsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat naiknya harga minyak dunia. Dalam perhitungan APBN 2012, pemerintah dan DPR menyepakati harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 90 per barel sebagai patokan. Kenyataannya selama Februari rata-rata harga minyak mentah Indonesia sudah US$ 122,17 per barel. sedangkan konsumsi solar dan premium
Alasan pertama), membengkaknya jumlah subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat naiknya harga minyak dunia. Dalam menghitung APBN 2012, pemerintah dan DPR menyepakati harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 90 per barel sebagai patokan. Kenyataannya, selama Februari rata-rata harga minyak mentah Indonesia saat ini sudah US$ 122,17 per barel. Sedangkan konsumsi solar dan premium juga meningkat dari 35,8 juta kiloliter pada 2010 menjadi 38,5 juta kiloliter pada 2011 lalu. Akibatnya, subsidi untuk solar dan premium sepanjang 2012 akan melonjak dari Rp 123,6 triliun menjadi 191,1 triliun. Jika harga minyak dunia terus naik, subsidi akan membengkak diluar kemampuan anggaran negara. Padahal, pengeluaran akan lebih bermanfaat bila dipakai untuk keperluan lain seperti pembangunan jalan, jembatan, dermaga, atau pelayanan pendidikan.
Alasan kedua) Masyarakat yang kurang mampu akan menikmati manfaat lebih besar jika harga premium dan solar lebih tinggi. Sebab masyarakat kurang mampu bukan konsumen premium maupun solar yang terbesar. Pemerintah SBY juga senantiasa menyebutkan bahwa subsidi BBM tidak tepat sasaran, karena 77% konsumsi BBM bersubsidi digunakan oleh kelas menengah keatas atau yang memiliki mobil pribadi. Sehingga asumsi yang dibangun pemerintah atas kenaikan BBM agar subsidi BBM lebih tepat sasaran.
Alasan ketiga) Harga jual solar dan premium yang terlalu rendah dibanding harga diluar negeri juga cenderung mendorong penyelundupan dan penyelewengan solar dan premium yang seharusnya diperuntukkan konsumen dalam negeri. Mereka yang mendapatkan manfaat dari subsidi adalah para penyelundup dan penyeleweng.
Alasan keempat) Penerimaan dari migas semakin kecil karena produksinya menurun sementara subsidinya justru makin meningkat karena konsumsi semakin besar.
Demikianlah alasan kenaikan harga BBM sekaligus menjelaskan cara berpikirnya pemerintah SBY yang anti-rakyat yang dangkal, sepotong dan tidak konsisten. Bagaimana kita membantah semua kebohongan ini?
Bantahan Pertama), Dasar kenaikan harga BBM terkait dengan kebijakan subsidi yang membengkak karena kenaikan harga minyak dunia adalah omong kosong besar karena Indonesia adalah termasuk negara produsen yang seharusnya diuntungkan dengan kenaikan harga minyak dunia. Selama ini pemerintah menutup-nutupi berapa keuntungan tambahan yang didapat dari naiknya harga minyak dunia. Bila masalahnya adalah patokan harga minyak mentah Indonesia yang dipatok sebesar US$ 90 per barel, dan harus disesuaikan dengan kenaikan harga yang baru, kebijakan ini bisa ditetapkan tanpa harus menaikkan harga BBM yang sangat merugikan rakyat umum. Artinya, dasar alasan menaikkan harga BBM bila dihubungkan dengan defisit anggaran APBN tidak menemukan alasan yang obyektif bila didasarkan pada kenaikan keuntungan yang didapat oleh Indonesia sebagai negara produsen minyak mentah. Masalahnya adalah pemerintah SBY tidak bisa dipercaya, manipulatif dan tidak berpihak pada kepentingan umum rakyat Indonesia.
Bantahan kedua), bahwa rakyat kecil bukan konsumen utama premium dan solar, sehingga subsidi bahan bakar ini hanya menguntungkan orang kaya Indonesia. Apakah benar rakyat Indonesia yang pada umumnya adalah rakyat miskin tidak diuntungkan oleh subsidi BBM? Bila alasannya adalah subsidi yang tidak tepat sasaran, mengapa kenaikan BBM tidak mengarah pada mempertahankan subsidi bagi konsumen rakyat miskin dan menghapus subsidi pada warga kaya, namun menaikkan secara pukul rata yang dampaknya menderita rakyat umum yang mayoritas miskin?
Dari data yang terhimpun, konsumsi BBM paling besar diduduki oleh sektor transportasi dengan kecenderungan yang terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Konsumen di sektor transportasi yang mengalami peningkatan pesat adalah kendaraan bermotor kemudian disusul oleh mobil (lihat, tabel. 1). Patut dicatat bahwa pengguna terbesar kendaraan bermotor adalah mayoritas rakyat dengan pendapatan yang minim; mereka yang mayoritas membeli kendaraan dengan cara kredit. Artinya, kenaikan BBM akan dengan segera memukul pendapatan mayoritas rakyat pengguna kendaraan motor yang sangat bergantung pada BBM. Sementara pengguna solar yang tidak kalah besar adalah mayoritas nelayan tradisional yang miskin di negeri maritim ini. Pembelian BBM bagi operasional nelayan mencapai 50-60 persen dari biaya produksi. Kenaikan harga solar secara pasti memukul kaum nelayan miskin.
Sedangkan sektor industri bahkan mengalami kecenderungan menurut, menurut data yang dihimpun hingga tahun 2009. Karakter industri dalam masyarakat setengah feodal yang didominasi oleh industri milik asing, mengalami pasang surut yang tidak menentu sebagai akibat krisis keuangan global yang memukul negeri-negeri imperialis seperti AS dan Uni Eropa; sementara banyak industri nasional yang mengalami kebangkrutan akibat badai krisis ekonomi kronis yang terjadi di dalam negeri dan dampak dari krisis keuangan yang terjadi sejak tahun 2008.
Tabel I: Penjualan Mobil dan Motor (2008-2011)
No
Tahun
Mobil
Motor
Jumlah