tapi hidupnya tetap abu-abu. Â
Angkot merah berlalu, Â
membawa penumpang yang sibuk menghitung jarak Â
tanpa sempat bertanya harga tahu yang ia jual. Â
"Aku menjual kenangan," katanya pada angin, Â
yang hanya lewat, Â
membawa bau bawang dan gula aren. Â
Tapi tak ada yang mendengar, Â
selain dirinya sendiri, Â
dan arloji tua yang berhenti di waktu yang sama Â
bertahun-tahun lalu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!