"Dia kemana?"
Pertanyaan yang sibuk melengking di kepala  mencari jawaban, saat semuanya memenuhi isi kepala bagai meja berantakan
Aku ingin mengayun-ayun di kepalamu menjadi bagian dari peradaban yang kekal untuk dikenang
Baca juga: Hujan Aku dan Perempuan
Tentang angin menghirup kencang batang pohon, burung-burung camar berisik menelan lagunya dan ikan-ikan disungai penuh tawa ria dirimu menghilang diantara bait-bait puisi
"Apa itu puisi?" Tanyamu padaku.
"Rambutmu, alismu, hidungmu, bola matamu, itu semua puisi. Lalu bolehkah aku membuat sajak?"
Baca juga: Aku dan Perempuan Bertubuh Hujan
Kau terlihat tertawa riang dengan gigi kecil manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H Baca juga: Menjadi Manusia Sunyi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!