Beri daku lupa!
Yang mampu membunuh ingatan-ingatan
Tentang beberapa perhentian
Di mana aku diam-diam
Mengabadikan dirimu di setiap tikungan,
Jalan, gereja, dan pasar
Aku malu pada tembok yang menanyakan kabarmu
Pada sebuah pohon yang merindukan derai tawamu
Tukang ojek yang jahil itu
Kehilangan kegembiraannya karena kehilanganmu
Preman-preman yang mabuk di deker timur kota
Mengimpikan senyummu minta permisi
Beri daku lupa!
Yang paling ampuh mengunci kenangan-kenangan:
Bagaimana kita menipu penjual jagung bakar itu
Kau mengatakan: kita adalah sepasang kekasih paling romantis
Orang tua itu pun menghadiahkan dua batang jagung paling manis kesukaanmu
Doa-doa kita di altar katedral yang belum dikabulkan itu
Aku ingat, kau mendesiskan sejumlah permohonanmu yang paling lebay
Ah, kau meminta seribu bayi mungil di hadapan Yesus yang manis
Beri daku lupa!
Yang paling mujarab menghentikan kangen
Dan rindu yang sekali-kali minta diladeni terbang kepadamu
Seperti bayi minta susu tengah malam
Beri daku lupa!
Yang paling kekal menghapus jejak-jejekmu
Di setiap tikungan, jalan, gereja dan pasar!
Atambua, suatu ketika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H