Hari semakin siang dan keringatku mulai mengalir sekujur tubuh aku menelusuri jalan itu menuju teduh di bawah pohon ketapang ku menunggu. Seakan petir muncul dengan segera, aku berlari mencari tumpangan. Namun ku sadari, ternyata tak ada satupun yang muncul untuk berbicara denganku atau sekedar menyapa. Yah, kalau saja aku punya motor pasti sudah sampai rumah. Sakit di kakiku karena terus menopang kaki membuat sekujur tubuhku lemas tak berdaya. Tak lama kemudian ada angkutan yang menawarkan jasanya untuk mengantar aku pulang.Â
Sungguh... seketika itu sakitku perlahan berkurang karena aku membalurnya dengan minyak herbal mujarabnya mama yang selalu ku bawa kemanapun aku pergi. Saat sampai di rumah mama pun bertanya "apakah ada yang sakit nak" kata mama.Â
Takut maaa, mereka tidak peduli denganku. Semua memiliki alasannya, aku hanya mau segera sembuh agar bisa kembali ke sekolah. Saat mama memegang kaki dan melihat ada bengkak yang belum menurun dia panik dan memberi seribu pertanyaan padaku. Aku terdiam dan tunduk, karena beberapa hari yang lalu terjadi kecelakaan yang membuatku hampir saja ditabrak. Maaf maaa, aku tak ingin membuatmu khawatir. "Hanya luka kecil ma, itu karena kecerobohanku saat ingin menaiki tangga di sekolah" jelas aku padanya.... Bersambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H