Lamunan itu, membuat jiwa ini meronta-ronta seakan hidup didatangi malaikat pencabut nyawa...
Ketakutan dan kegelisahan terus menghantui pikiran, begitu menikam pada sakit yang ke sekian...
Hey...
Udara tak lagi berpihak pada kita, bumi perlahan rusak tak terawat...
Karena siapa? Karena Siapa? Dia? Mereka? Bukannn, bukan..
Ini akibat ulah kau, dia, dan kita.....Â
Bolehkah aku bercengkrama tentang pahitnya rasa dan manisnya karsa pada kata dan kalimat yang pernah ku kecap..Â
Apa aku benar-benar buruk? Apa aku melakukan sebuah kesalahan? Apakah semesta begitu kejam pada semua orang? Atau aku yang terlalu lemah?...
Hey....Aku membutuhkanmu..
Setapak yang kulalui sudah cukup meninggalkan pilu..
Hingga senja menyapapun kau tak pernah hiraukan..