Sekitar 300-an warga melakukan demonstrasi menentang rencana penutupan Jalan Raya Serpong-Parung, dengan alasan potensi dampak negatif terhadap pendapatan ekonomi mereka.Â
Para demonstran, kebanyakan dari kalangan paruh baya hingga lanjut usia, mengungkapkan keberatannya dengan membentangkan spanduk dan poster di sepanjang jalan.Â
Salah satu perwakilan warga yang berpartisipasi dalam demo menyatakan bahwa penutupan jalan akan merugikan secara ekonomi karena jalan tersebut merupakan akses penting bagi aktivitas ekonomi di daerah tersebut.
Mereka berunjuk rasa dengan berjalan kaki dari arah pertigaan Jalan Raya Puspiptek-Muncul menuju depan gerbang masuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Akses jalan utama itu dikabarkan segera ditutup. Sementara para pengguna jalan dialihkan melalui jalan baru yang belum lama ini baru selesai dibangun. Letak jalan baru itu sendiri berada tak terlalu jauh dari jalan yang saat ini dilalui warga. "Jalan ini sudah lama. Jadi warga diarahkan untuk menggunakan jalan baru," jelasnya.Â
Menurut Aziz, akses jalan utama itu sudah sejak lama digunakan warga. Mereka bertekad terus menentang upaya sepihak memindahkan jalan warga ke lokasi lain. "Sosialisasi sudah, tapi terbatas.
Kita masyarakat yang di bawah sama sekali nggak tahu. Dampaknya buat warga kami yang pedagang kecil itu turun drastis," ungkapnya. Demo itu berujung tertin setelah dilakukan mediasi antara warga dan pihak BRIN. Keputusan sementara menyebut, rencana penutupan pada akhir April 2024 nanti dibekukan sampai ada keputusan finasl hasil mediasi. "Hasil mediasi sementara tidak ada penutupan sampai ada mediasi lanjut dari pihak terkait, dari RW, kelurahan dan camat," ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H