Terusan Kra di Thailand kembali menjadi sorotan dunia internasional karena banyak kabar simpang siur yang beredar tentang proyek ambisius ini. Terusan Kra merupakan proyek pembangunan kanal buatan yang direncanakan untuk menghubungkan Laut Andaman dengan Teluk Thailand, dengan memotong semenanjung Malaysia bagian selatan. Terusan ini akan menjadi jalan pintas bagi kapal-kapal pengangkut barang dan minyak yang ingin menghindari Selat Malaka yang padat dengan kapal dan rawan kecelakaan. Rencana untuk membangun terusan baru di wilayah tersebut sebenarnya telah muncul sejak awal tahun 2000-an, namun hingga saat ini masih dalam tahap perencanaan.
Namun, kabar simpang siur mengenai proyek pembangunan ini menimbulkan kontroversi yang tidak sedikit, bahkan mencakup dampak politik dan sosial di wilayah sekitarnya. Salah satu dampak yang tidak dapat diabaikan adalah keputusan pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN), di mana lokasinya yang terletak di wilayah Kalimantan Timur dipilih dengan pertimbangan untuk mengatasi beberapa masalah, antara lain peningkatan kualitas lingkungan dan infrastruktur, serta perataan pembangunan nasional.. Beberapa faktor menjadi penyebab pemindahan ini, termasuk arus transportasi laut yang berubah serta perbedaan zona waktu. Namun, Terusan Kra dikabarkan juga menjadi salah satu faktor yang mendorong keputusan ini.
Seperti yang telah diketahui, Terusan Kra di Thailand direncanakan untuk menjadi jalur transportasi alternatif selain Selat Malaka. Selat Malaka saat ini merupakan jalur utama untuk transportasi laut dari Asia Timur menuju Eropa dan Timur Tengah. Sehingga dengan adanya Terusan Kra, maka Indonesia akan mengalami persaingan yang lebih ketat untuk menjadi jalur utama perdagangan dan pengiriman barang dari Asia Timur.
Proyek pembangunan Terusan Kra di Thailand ini direncanakan akan menghemat waktu perjalanan kapal yang berlayar dari Asia Timur menuju Eropa dan Timur Tengah hingga 48 jam. Dalam pembangunannya, proyek ini juga dikabarkan akan memperluas peluang bisnis dan investasi untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Di lain sisi, campur tangan Tiongkok dalam pendanaan pembangunan Terusan Kra juga mendapat banyak sorotan. Tiongkok dipandang memiliki peran yang sangat besar dalam mendanai proyek ini, sehingga memunculkan kekhawatiran terhadap pengaruh Tiongkok dalam kebijakan dan kepentingan politik di kawasan Asia Tenggara. Sejumlah pihak menganggap bahwa proyek ini akan memberikan keuntungan ekonomi yang besar bagi Tiongkok dan mengancam kepentingan keamanan nasional negara-negara di sekitarnya, termasuk India dan negara sekutu Amerika.
Singapura yang merupakan negara tetangga Thailand juga menjadi salah satu pihak yang paling dirugikan. Pasalnya Singapura sangatlah bergantung kepada Selat Malaka sebagai sumber utama pemasukan negaranya. Dengan adanya Terusan Kra, Singapura khawatir bahwa keberadaannya sebagai pusat jalur perdagangan akan tergeser ke daerah yang lebih dekat dengan terusan tersebut. Selain itu, Singapura juga khawatir akan meningkatnya persaingan dari Thailand sebagai pusat logistik di Asia Tenggara.
Tiongkok juga dikenal sebagai negara yang rajin membangun infrastruktur di negara-negara mitra strategisnya dengan menggunakan pendanaan yang besar. Namun, di balik itu semua, ada kekhawatiran tentang dampak ekonomi dan keamanan jangka panjang dari proyek-proyek seperti Terusan Kra tersebut. Pihak yang tidak setuju dengan proyek ini menyoroti kekhawatiran tentang pengaruh Tiongkok di kawasan Asia Tenggara dan dampaknya terhadap kepentingan nasional negara-negara yang berada di sekitar proyek.
Pihak India misalnya, telah lama memandang Tiongkok sebagai ancaman nyata bagi keamanan dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik. India juga memiliki kekhawatiran tentang strategi China untuk menciptakan ketergantungan ekonomi di negara-negara mitra strategisnya melalui proyek-proyek infrastruktur seperti Terusan Kra. Pada akhirnya, proyek seperti ini dapat menjadi alat politik dan ekonomi yang efektif bagi China dalam upayanya untuk memperkuat posisinya di kawasan.
Negara-negara sekutu Amerika di Asia Tenggara juga merasa khawatir dengan dampak dari proyek Terusan Kra. Amerika Serikat menganggap bahwa proyek ini akan memperkuat pengaruh Tiongkok di kawasan dan dapat mengancam kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat. Selain itu, proyek ini juga dapat mengganggu stabilitas di kawasan yang telah menjadi fokus penting bagi Amerika Serikat dalam upaya untuk mengimbangi pengaruh Tiongkok.
Tidak hanya itu, Vietnam dan Malaysia juga melakukan upaya untuk mengantisipasi adanya Terusan Kra. Vietnam membangun pelabuhan yang modern dan memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Mekong. Sementara itu, Malaysia fokus pada pengembangan Pelabuhan Klang sebagai salah satu pusat logistik terbesar di Asia Tenggara.
Dari beberapa pendapat dan upaya yang dilakukan oleh negara-negara di sekitar Terusan Kra, dapat disimpulkan bahwa terusan ini memberikan dampak yang berbeda-beda bagi setiap negara. Beberapa negara melihat potensi ekonomi dan perbaikan konektivitas, namun ada juga negara yang merasa terancam dengan keberadaan Terusan Kra tersebut.
Dalam menghadapi permasalahan ini, setiap negara harus berusaha untuk membuat suatu kebijakan yang tepat agar dampak dari Terusan Kra dapat diantisipasi dan tidak menimbulkan masalah lebih lanjut kedepannya. Namun, sebelum membuat keputusan yang berkaitan dengan hal ini, perlu dilakukan kajian dan diskusi yang mendalam terkait dampak-dampak yang mungkin terjadi di masa depan. Hal ini penting dilakukan agar dapat menciptakan keputusan yang bijak dan tepat guna bagi kepentingan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H