Mohon tunggu...
AS
AS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ariel Sharon Hutasoit

Seni Adalah Ledakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Mendengarkan dengan Kuping yang Panas

23 Desember 2021   16:49 Diperbarui: 23 Desember 2021   18:56 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan ini setiap orang pasti memiliki masalah, terutama dalam hubungan antar pribadi. Baik dalam pertemanan, pasangan, tetangga, dan bahkan keluarga sekalipun. Apapun itu hubungannya, konflik pasti akan meledak pada waktunya dan tidak ada yang tau kapan konflik itu akan menghampiri hubungan anda. Ibarat sebuah gunung es yang hanya keliatan permukaannya dan tidak kelihatan wujud yang sesungguhnya.

“A : Aku dengar kamu sama dia punya sesuatu!!”

“B : Dengar dari siapa kamu?”

“A : Kata si anu kamu gini”

Konflik dapat terjadi melalui banyak hal, salah satu contohnya adalah mendengarkan. Pendenganran dan mendengarkan merupakan sesuatu yang berbeda. Mendengarkan merupakan proses dimana kita menerima,memahami, mengingat, mengevaluasi, dan merespon balik sebuah informasi yang kita terima.

Banyak hal yang dapat terjadi hanya dengan mendengar saja, karena sebuah kabar atau informasi dapat berdampak besar bagi setiap individu. Karena itu hubungan antar pribadi menjadi rentan untuk terkena konflik. Seperti contoh di atas, di mana masalah dapat timbul di dalam sebuah hubungan karena mendengarkan sebuah informasi.  Hal ini membuktikan bahwa menerima informasi hanya melalui pendengaran saja bukan merupakan sikap yang baik.

Jika sebuah informasi hanya diterima melalui pendengaran saja tanpa mencerna informasi tersebut dengan baik maka akan cenderung menimbulkan konflik. Kenapa? karena kita bisa saja melewatkan inti dari pesan tersebut. Hal ini juga sering sekali kita saksikan dalam sebuah film atau drama-drama yang ada. Karena itu penting sekali bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara kita untuk menerima, mengingat, mengevaluasi, dan merespon sebuah informasi dengan cermat.

Memperhatikan dan mendengarkan orang lain hingga selesai berbicara.

Pada saat seseorang memberikan informasi, seharusnya kita sebagai penerima informasi yang baik harus dengan fokus mendengarkan lawan bicara kita hingga selesai berbicara. Karena untuk dapat mengambil sebuah kesimpulan kita harus memahami seluruh pesan yang disampaikan, jika hanya sebagian pesan yang kita terima maka dapat terjadi kesalah pahaman dan akhirnya menimbulkan konflik.

Mengulangi Kembali Pesan Yang Diterima

Agar kita dapat memahami secara akurat setiap pesan yang kita dengarkan, hal yang harus dilakukan adalah mengulang kembali pesan yang diterima sampai dapat memahami secara benar isi pesan tersebut. Selain itu kita juga dapat memastikan apa yang kita fahami sesuai dengan apa yang dimaksud oleh komunikator.

Tunjukkan Sikap Mendengarkan Yang Baik

Pada saat proses komunikasi berlangsung, kita harus menunjukkan sikap yang baik untuk menunjukkan bahwa kita sangat antusias dan fokus mendengarkannya berbicara. Jika komunikator melihat sikap antusias yang kita berikan maka sang komunikator akan merasa lebih nyaman pada saat bercerita dan mungkin hal ini bisa membantunya untuk dapat lebih terbuka. Menurut Sari (2016), “dengan emosi, seseorang dapat mengungkapkan perasaannya (suka, duka, yakin atau ragu-ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan bahasa tubuh, seseorang dapat lebih menyakinkan apa yang telah disampaikan dengan kata-kata dan perasaannya, yang di ungkapkan dalam bentuk tindakan tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain”.

Katakan Jika Anda Sedang Tidak Bisa Mendengarkan Dengan Baik

Jika sedang berada di situasi yang mendesak, lelah, dan lain sebagainya sehingga tidak dapat mendengarkannya dengan fokus, maka sebaiknya anda mengatakan kepada komunikator bahwa anda tidak dapat fokus untuk mendengarkannya. Jujur lebih baik dari pada kita berpura-pura mendengarkannya.

Jangan Langsung Berasumsi

Untuk menghindari terjadinya kesalah fahaman dalam menerima informasi sebaiknya jangan langsung berasumsi atas informasi tersebut, karena pemahaman setiap orang berbeda-beda. Sebaiknya ajukan pertanyaan jika ada informasi yang kurang jelas. Jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan hubungan anda dengan orang lain, maka jangan langsung membuat kesimpulan hanya berdasarkan satu cara pandang saja. Anda dapat menyelidikinya atau bertanya kepada orang tersebut apakah informasi yang disampaikan benar.

Hal-hal ini perlu untuk dilakukan agar kita tidak membuat keputusan yang akan membuat kita menyesal kedepannya. Karena dengan mengedepankan prasangka akan membuat kita emosi dan tidak dapat berpikir jernih. Sebuah pesan yang diterima perlu diidentifikasi faktanya seperti sebuah berita. Karena manusia dalam keadaan dan kondisi tertentu dapat membuat keputusan yang salah dengan memutar balikkan apa yang benar dan yang salah untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sari (2016), “Keterampilan mendengarkan yang efektif tidak hanya dalam mengembangkan hubungan, tetapi juga efektif dalam menghindari konflik”.

Yang mau mendengar belum tentu mampu memahami, itulah mengapa beberapa hal lebih baik disimpan untuk diri sendiri. Cukup dengarkan, cara yang paling mendasar dan kuat untuk terhubung dengan orang lain adalah dengan mendengarkan. Mungkin hal terpenting yang bisa kita berikan kepada orang lain adalah perhatian kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun