Mohon tunggu...
ariel natanael
ariel natanael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai Perkenalkan saya Ariel Natanael hobi saya suka membaca dan membuat artikel/ jurnal mengenai teknik sipil, keuangan, film, dsb. Jika berminat berdiskusi bisa email arielnatanael66@gmail.com terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Manusia Merendahkan Tuhan Meninggikan

29 Juni 2023   11:02 Diperbarui: 29 Juni 2023   11:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu waktu di sebuah desa yang damai, terdapat seorang pemuda bernama Aryan. Aryan adalah seorang pemuda yang cerdas dan terkenal karena kepercayaannya yang kuat kepada Tuhan. Dia percaya bahwa kekuatan Tuhan melampaui segalanya dan bahwa manusia harus merendahkan diri mereka di hadapan-Nya.

Namun, di desa itu juga ada seorang pemuda bernama Raka. Raka adalah seorang penduduk desa yang sombong dan arogan. Dia meremehkan kepercayaan Aryan dan menganggapnya sebagai kelemahan. Raka sering merendahkan Tuhan dengan berkata bahwa manusia-lah yang seharusnya diangkat sebagai yang tertinggi, bukan Tuhan.

Suatu hari, desa itu dilanda musibah yang sangat dahsyat. Gempa bumi besar mengguncang desa dan meruntuhkan banyak bangunan. Orang-orang panik dan ketakutan, mencari tempat perlindungan. Tapi Aryan, dengan keyakinannya yang kuat, tetap tenang dan berlutut di tanah, berdoa kepada Tuhan untuk melindungi mereka.

Sementara itu, Raka merasa takut dan panik. Dia berusaha menyelamatkan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Raka berlari melalui reruntuhan dan serpihan bangunan, mencoba mencari tempat yang aman. Tapi nasib berkata lain. Saat Raka berusaha melompati puing-puing yang berserakan, tanah di bawah kakinya tiba-tiba amblas. Dia jatuh ke dalam lubang yang dalam dan terjebak di sana. Raka berteriak minta tolong, tapi suaranya tenggelam di antara gemuruh gempa.

Sementara itu, Aryan masih berdoa dengan penuh keyakinan. Mendadak, terjadi keajaiban. Gempa bumi yang begitu kuat tiba-tiba berhenti. Langit yang semula gelap mendadak cerah. Puing-puing bangunan yang hancur berhenti bergerak. Orang-orang di desa merasa seperti sedang berada dalam lingkaran keajaiban. Orang-orang segera bergerak untuk mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan. Aryan, dengan keajaiban yang baru saja terjadi, mengarahkan orang-orang ke arah tempat Raka terjebak. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan Raka dari lubang yang dalam.

Setelah beberapa waktu, mereka berhasil mengevakuasi Raka dari dalam lubang. Dia terkejut dan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Raka merasa malu dan menyesal atas sikap sombongnya sebelumnya. Dia menyadari bahwa kepercayaan yang kuat kepada Tuhan adalah sumber kekuatan sejati. Dari saat itu, Raka berubah menjadi sosok yang rendah hati dan penuh penghormatan terhadap Tuhan. Dia belajar untuk tidak merendahkan Tuhan dan menghargai kuasa-Nya. Raka juga belajar dari Aryan tentang arti sejati dari keyakinan dan kerendahan hati.

Kisah perubahan Aryan dan Raka menjadi inspirasi bagi penduduk desa lainnya. Mereka belajar untuk menghormati Tuhan dan meninggikan-Nya dalam kehidupan mereka. Mereka mulai menghargai keajaiban yang ada di sekitar mereka dan berterima kasih atas segala berkat yang diberikan oleh Tuhan.

Dari kisah ini, orang-orang belajar bahwa merendahkan Tuhan hanya akan menghasilkan kehancuran dan kekacauan. Mereka menyadari bahwa menjadi rendah hati dan menghormati Tuhan adalah cara yang lebih baik untuk menjalani kehidupan. Mereka meninggikan Tuhan dalam segala aspek kehidupan mereka dan menghargai keajaiban yang hadir di sekitar mereka. Dengan cerita ini, manusia belajar bahwa ketika mereka merendahkan Tuhan, mereka hanya merendahkan diri mereka sendiri. Namun, ketika mereka meninggikan Tuhan, mereka menemukan kekuatan, kedamaian, dan keajaiban dalam hidup mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun