Mohon tunggu...
ariel natanael
ariel natanael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai Perkenalkan saya Ariel Natanael hobi saya suka membaca dan membuat artikel/ jurnal mengenai teknik sipil, keuangan, film, dsb. Jika berminat berdiskusi bisa email arielnatanael66@gmail.com terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Mandela Effect Kenangan Massal Berubah

15 Juni 2023   12:27 Diperbarui: 15 Juni 2023   12:30 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda pernah merasa yakin bahwa Anda ingat sesuatu dengan sangat jelas, tetapi ternyata kenyataannya berbeda? Jika ya, Anda mungkin telah mengalami apa yang dikenal sebagai "Mandela Effect". Fenomena ini menarik perhatian banyak orang karena mengguncangkan keyakinan kita tentang ingatan dan realitas. Pertama kali diperkenalkan oleh Fiona Broome, seorang penulis paranormal, pada tahun 2010, fenomena Mandela Effect mengacu pada perbedaan antara ingatan kolektif yang diyakini banyak orang dan fakta sebenarnya. Nama fenomena ini diambil dari kepercayaan sebagian orang bahwa Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan, meninggal di penjara pada tahun 1980-an, meskipun ia sebenarnya meninggal pada tahun 2013 setelah menjadi presiden.

Salah satu contoh yang paling terkenal dari Mandela Effect adalah ingatan banyak orang bahwa logo merek populer "Froot Loops" terdiri dari dua huruf "O" yang berbeda: satu berbentuk lingkaran dan yang lainnya berbentuk buah. Padahal, dalam kenyataannya, semua huruf "O" dalam logo itu sama. Fenomena ini sering kali terkait dengan ingatan terhadap budaya populer, seperti kutipan film yang dianggap salah atau penggambaran karakter fiksi yang berbeda dari apa yang kita ingat. Sebagai contoh, banyak orang diyakini mengingat bahwa dalam film "Star Wars", Darth Vader mengucapkan kalimat "Luke, I am your father," padahal dalam kenyataannya kalimat itu adalah "No, I am your father."

Sejumlah teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Salah satu teori adalah "realitas paralel", yang berpendapat bahwa perbedaan dalam ingatan massal ini terjadi karena kita mengingat versi peristiwa yang terjadi di dunia paralel. Teori lain mencakup pemikiran bahwa ingatan kita dipengaruhi oleh manipulasi informasi dan persepsi yang terjadi melalui media dan budaya. Beberapa ilmuwan dan psikolog percaya bahwa fenomena Mandela Effect terkait dengan keterbatasan ingatan manusia dan kerentanan terhadap sugesti. Ingatan kita dapat dipengaruhi oleh interpretasi, bias, dan pengaruh sosial yang terjadi dalam lingkungan kita.

Apapun penyebab sebenarnya dari fenomena ini, Mandela Effect memberikan kita sebuah pelajaran penting tentang sifat ingatan dan bagaimana kita menyusun pemahaman tentang dunia di sekitar kita. Ini mengingatkan kita bahwa ingatan kita tidak selalu dapat diandalkan secara mutlak, dan bahwa adanya perbedaan dalam ingatan massal tidak harus mengecilkan nilai dan kebenaran fakta objektif. Dalam dunia yang semakin kompleks dan dipenuhi dengan informasi yang berlimpah, penting untuk senantiasa kritis terhadap apa yang kita ingat dan berusaha mencari bukti yang obyektif. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun