Mohon tunggu...
Ariel Nailul Authar
Ariel Nailul Authar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Nama saya Ariel Nailul Authar, dan saya memiliki minat yang mendalam dalam dunia menulis. Menulis bagi saya bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga sarana untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan pandangan hidup saya. Melalui tulisan, saya berusaha menghubungkan diri dengan orang lain, membagikan cerita, serta menginspirasi pembaca dengan berbagai pemikiran dan perspektif baru. Kecintaan saya pada menulis telah mendorong saya untuk terus mengasah kemampuan dan mengeksplorasi berbagai genre, dari esai hingga artikel opini.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menduniakan Warisan Budaya Indonesia dengan Teknologi Digital

5 Desember 2024   19:17 Diperbarui: 5 Desember 2024   19:23 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Game berbasis budaya lokal, seperti Garudayana atau DreadOut, telah membuktikan bahwa unsur-unsur tradisional dapat dikemas dalam format yang menarik bagi generasi digital. Dengan lebih banyak investasi dalam sektor ini, cerita rakyat, mitologi, dan nilai-nilai tradisional dapat disajikan dalam bentuk game, aplikasi, atau media interaktif lainnya.

Selain itu, teknologi juga dapat mendukung pelestarian budaya yang bersifat fisik. Digitalisasi naskah kuno, dokumentasi ritual adat, dan pembuatan arsip digital tentang seni tradisional adalah beberapa contoh upaya pelestarian yang sudah dilakukan. Dengan cara ini, generasi mendatang tetap dapat mengakses kekayaan budaya meskipun bentuk fisiknya mungkin tidak lagi ada.

Tantangan dan Solusi

Meskipun teknologi menawarkan banyak peluang, ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah risiko homogenisasi budaya akibat globalisasi digital. Ketika budaya lokal memasuki pasar global, sering kali terjadi kompromi terhadap nilai-nilai asli untuk memenuhi selera pasar. Selain itu, ada risiko bahwa teknologi hanya akan memperkuat ketimpangan sosial jika akses terhadapnya tidak merata.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang holistik. Edukasi menjadi kunci, baik dalam bentuk literasi digital maupun pemahaman tentang pentingnya melestarikan identitas budaya. Generasi muda perlu diberdayakan sebagai agen perubahan, sehingga mereka tidak hanya menjadi konsumen teknologi tetapi juga produsen konten yang berbasis budaya lokal.

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung. Dukungan berupa insentif bagi pelaku budaya dan kreatif, pengembangan infrastruktur teknologi, serta kebijakan yang melindungi kekayaan intelektual adalah beberapa langkah yang dapat diambil.

Penutup

Di era Society 5.0, teknologi menjadi alat yang sangat kuat untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam konteks sosial budaya, teknologi membuka peluang untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke panggung global, melestarikan warisan tradisional, dan menciptakan ruang inklusif bagi semua kelompok masyarakat. Dengan strategi yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menempatkan budayanya setara dengan budaya populer dunia seperti Korea Selatan.

Namun, keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, Indonesia tidak hanya dapat menjaga keberlanjutan budayanya, tetapi juga memperkuat identitas nasional di tengah arus globalisasi. Era 5.0 adalah peluang emas bagi Indonesia untuk bersinar sebagai negara dengan kekayaan budaya yang mendunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun