Siapa yang tidak tahu buah persik serigala? Buah persik serigala merupakan julukan yang sering disematkan untuk tomat. Sebagian besar dari kita pasti sudah pernah mengkonsumsi tomat. Komoditas tomat Indonesia di tingkat regional ASEAN memiliki pandangan kedepan yang baik dengan menempati urutan kedua setelah negara Malaysia, luas panen dan produksi terbanyak se-ASEAN namun jika dibandingkan pada tingkat dunia, luas panen dan produksi tomat Indonesia masih kalah persaingannya (Shabira et al. 2019). Tanaman tomat merupakan tanaman komoditas pertanian yang memiliki rasa unik yaitu perpaduan antara rasa manis dan asam yang menjadikan tomat ini disukai oleh banyak orang. Buah tomat juga dapat dinikmati dalam berbagai bentuk seperti sayuran, jus, bumbu masak, dan masih banyak lagi.Â
Kandungan dalam buah tomat
Tomat memiliki kandungan vitamin yang cukup lengkap yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan seperti mencegah kanker, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, dan kondisi kardiovaskular lainnya (Halid et al. 2021). Buah tomat merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan antioksidan cukup tinggi dengan senyawa polifenol, karotenoid, asam askorbat, vitamin A, vitamin C dan potassium yang dapat bertindak sebagai antioksidan (Junnaeni et al. 2019).Â
Dalam segi perekonomian, tomat merupakan salah satu makanan yang paling banyak dianalisis dalam hal karakterisasi dan produktivitas varietasnya. Tomat memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dibudidayakan di negara kita yaitu Indonesia karena tanaman ini dapat ditanaman secara luas mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Perkembangan tomat sebagai produk olahan pun semakin meningkat bahkan hingga masuk ke dalam produk kecantikan (Siregar et al. 2019).
Ketahanan tanaman tomat terhadap hama dan penyakit dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah, dan komposisinya. Beberapa penelitian telah dilakukan di Barcelona pada varietas tomat untuk meningkatkan ketahanannya terhadap hama dan penyakit dalam meningkatkan produktivitasnya. Jamur merupakan salah satu penyebab penyakit pada tanaman tomat yang mengakibatkan busuknya pada pangkal buah, busuk buah, dan bercak konsentris pada daun (Kalay et al. 2015).
Pemupukan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian khususnya dalam budidaya tanaman tomat. Pupuk yang dapat diberikan yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Contoh dari pupuk organik adalah pupuk kandang atau pupuk kompos yang sangat bermanfaat terutama untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman tomat namun juga perlu diperhatikan dalam segi waktu pemberian, dosis atau jumlah pupuk yang diberikan dan jenis pupuk kompos yang diberikan (Maryanto & Rahmi 2015).
Teknologi pupuk organik
Pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dapat membuat lama kelamaan membuat pupuk menjadi tidak efektif lagi, hal ini disebabkan oleh residu bahan kimia yang sudah terlalu banyak di dalam tanah. Sehingga tujuan awal dari pemupukan pun tidak tercapai. Dengan melihat dampak tersebut menyebabkan adanya pikiran untuk kembali menggunakan pupuk berbahan organik. Karena penggunaan pupuk organik dapat menjaga dan meningkatan produktivitas lahan serta tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar maupun masyarakat (Supartha et al. 2012).
Untuk meningkatkan bahan organik pada tanah, penerapan pupuk organik merupakan salah satu cara untuk mengganti ekspor nutrisi dari tanaman sebelumnya. Pupuk organik padat dan cair adalah pupuk yang cocok untuk segala jenis tanaman dan juga aman bagi tanaman dan lingkungan sekitar karena tidak mengandung residu zat kimia. Penggunaan pupuk organik ini dapat menggantikan pemakaian pupuk anorganik sintetis karena memiliki kandungan kimia yang kurang ramah lingkungan. Pupuk organik padat dapat didefinisikan sebagai pupuk yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan kotoran manusia, sedangkan pupuk organik cair merupakan larutan berasal dari pembusukan bahan-bahan organik. Pupuk cair memiliki kelebihan yaitu lebih mudah diserap oleh tanaman (Natsi et al. 2016).
Perlakuan Pupuk Organik
Tujuan dari penulisan artikel ini digunakan untuk memberikan wawasan berkaitan dengan pemupukan organik dan manfaatnya terhadap tanaman tomat. Sehingga kedepannya pembaca dapat lebih memahami tentang manfaat pemupukan yang dilakukan terhadap tanaman kita.Â
Implementasi pemupukan organik terhadap tanaman tomat yang dilakukan oleh Gonzlez-Coriai dan kawan-kawan pada tahun 2022 ini dilakukan dengan menambahkan pupuk organik kepada dua jenis tomat guna melihat kepekaanya terhadap tingkat produksi, kandungan nutrisi, serta kualitas dari tomat tersebut. Metode yang dilakukan adalah pertama-tama menyiapkan tempat untuk penanaman tomat dengan memastikan tanah yang digunakan tidak ditumbuhi apa-apa. Selanjutnya tanaman tomat disiapkan, dua varietas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pebroter dan Montserrat yang memiliki 3 variasi yaitu 2 yang merupakan tipe tradisional dan 1 yang merupakan tipe high-yielding selanjutnya pupuk disiapkan kedalam tiga jenis yaitu pupuk kaya N, pupuk kaya N+C, kemudian terakhir pupuk miskin N+C. Rancangan ini dapat terlihat pada gambar 1 dibawah ini:
Â
Setelah proses penumbuhan tanaman tomat ini dilakukan, uji dilakukan guna melihat manfaat dari penambahan variasi pupuk tersebut terhadap tanaman tomat. Setelah sampel diambil dari daun dan buah tomat, dengan mengambil daun tomat sebelum masa panen, dan buah tomat yang diambil berkala dengan mencatat warna serta bobot setiap tomat yang dipanen. Uji kandungan senyawa fenolik dilakukan dengan mengekstrak senyawa tersebut dari buah tomat dengan bantuan pelarut seperti etanol. Setelah terlarut dilakukan analisis dengan spektrofotometer massa untuk melihat kandungan senyawa fenol spesifik yang terdapat pada tomat tersebut. Selanjutnya data statistik dianalisis menggunakan SPSS 21.0 dan evaluasi hasil dilakukan dengan metode Duncan's multiple comparisons (Gonzlez-Coria et al. 2022).Â
Senyawa fenolik antioksidan yang diujikan pada penelitian ini bermanfaat dalam kehidupan manusia sebagai zat aktif yang berguna bagi kesehatan. Manfaat ini terlihat seperti antikanker, antiinflamasi, dan manfaat baik lainnya. Cara kerja senyawa antioksidan adalah senyawa ini melawan radikal bebas yang menyebabkan oksidasi berlebihan pada tubuh kita. Oksidasi ini dapat selanjutnya menyebabkan penyakit-penyakit seperti kanker, penyakit jantung, penyakit inflamasi, dan lain sebagainya.Â
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemupukan yang dilakukan tidak secara signifikan meningkatkan yield, produktivitas, kandungan mineral, serta regulasi water stress dan oxidative stress. Tetapi pemberian pupuk yang telah dilakukan ini menunjukkan hasil terhadap kandungan senyawa fenolik dalam tomat tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat terlihat adanya perubahan kandungan senyawa fenolik total pada salah satu jenis tomatnya. Hal ini menandakan bahwa pengurangan unsur N pada amandemen organik dapat berpotensi meningkatkan kandungan senyawa antioksidan polyphenol.Â
Dari artikel ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tomat merupakan sebuah tanaman yang memiliki berbagai macam manfaat bagi kesehatan manusia, manfaat-manfaat ini dihasilkan oleh berbagai senyawa di dalam tomat salah satunya adalah antioksidan. Untuk meningkatkan produksi tomat, kandungan tomat, serta kualitas tomat dilakukan sebuah penelitian untuk pemupukan organik pada dua jenis tomat yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan pupuk dengan unsur N yang minim memberikan manfaat peningkatan senyawa antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Walau pada penelitian terlihat pemupukan yang dilakukan tidak berdampak pada produktivitas dan ukuran maupun kualitas tomat akan tetapi masih memiliki dampak yang baik. Teknologi pemupukan ini kedepannya diharapkan dapat lebih dikembangkan agar bermanfaat bagi pertanian di masa depan.Â
Daftar pustaka / ReferensiÂ
Gonzlez-Coria J, Lozano-Castelln J, Jaime-Rodrguez C, Olmo-Cunillera A, Laveriano-Santos EP, Prez M, Lamuela-Ravents RM, Puig J, Vallverd-Queralt A, Romany J. 2022. The effects of differentiated organic fertilization on tomato production
and phenolic content in traditional and high-yielding varieties. Antioxidants. 11(2127): 1-16.
Halid E, Mutalib A, Inderiati S, Rahmad D. 2021. Pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Lycopersium esculentum Mill.) pada pemberian berbagai dosis bubuk cangkang telur. Jurnal Agroplantae. 10(1):59 - 66.
Junnaeni, Mahati E, Maharani N. 2019. Ekstrak tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) menurunkan kadar glutation darah tikus wistar hiperurisemia. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 8(2): 758 - 767.
Kalay AM, Patty J, Sinay M. 2015. Perkembangan Alternaria solani pada tiga varietas tanaman tomat. Jurnal Agrikultura. 26(1): 1-6.
Maryanto, Rahmi A. 2015. Pengaruh jenis dan dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) varietas permata. Jurnal Agrifor. 14(1): 87 - 94.
Natsi NA, Kilwouw C, Salim. 2016. Penerapan teknologi pembuatan pupuk organik dalam pengolahan limbah pasar mardika ambon. Jurnal Biology Science and Education. 5(1): 11-20.
Shabira SP, Hereri AI, Kesumawati E. 2019. Identifikasi karakteristik morfologi dan produktivitas beberapa jenis tanaman tomat (Lycopersicon esculentum) di dataran rendah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 4(2): 51 - 60.
Siregar IC, Najib M, Suparno O. 2019. Strategi pengembangan usaha tani tomat dalam upaya menembus Singapura (studi kasus mitra tani parahyangan). Jurnal Aplikasi Manajemen dan Bisnis. 5(1): 24 - 33.
Supartha INY, Wijana G, Adnyana GM. 20120. Aplikasi jenis pupuk organik pada tanaman padi sistem pertanian organik. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 1(2): 98-106
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H