3. Hasil Dan PembahasanÂ
Tabel 1 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kurau, cabai merupakan satu-satunya komoditas yang tergolong basis selama tahun 2019 dan 2020, mencerminkan potensi produksinya yang signifikan. Sementara itu, komoditas lainnya, seperti bawang merah, kentang, kubis, petsai, tomat, dan bawang putih, tetap berstatus non-basis selama dua tahun tersebut. Hal ini menunjukkan keterbatasan dalam diversifikasi produk pertanian di Kecamatan Kurau, yang menandakan perlunya strategi untuk mengembangkan komoditas non-basis agar dapat meningkatkan potensi ekonomi dan ketahanan pangan daerah.
Kecamatan Kurau menunjukkan perkembangan komoditas pertanian yang konsisten dalam tiga tahun terakhir. Cabai rawit dan tomat tercatat sebagai komoditas basis sejak 2021 hingga 2023, menandakan potensi produksi yang kuat. Sementara itu, komoditas lainnya, termasuk bawang merah, cabai besar, kentang, kubis, bawang putih, semangka, dan terung, tetap berstatus non-basis selama tiga tahun tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa komoditas unggulan, Kecamatan Kurau masih memiliki ruang untuk pengembangan potensi pertanian lainnya. Fokus pada peningkatan produksi cabai rawit dan tomat dapat menjadi strategi untuk memperkuat sektor pertanian di kecamatan ini.
X = Kgram 365 Jpenduduk
Dimana:
Kgram = Konsumsi rata-rata per kapita komoditas (dalam gram)
365 = Hari dalam setahun
penduduk = Jumlah penduduk di kecamatan tersebut
Maka,
X = 5036514.337 = 261.155.250 gram = 261,16 ton
Analisis LQ di Kecamatan Kurau menunjukkan bahwa Cabai Rawit dan Tomat merupakan komoditas basis yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Komoditas lain masih termasuk non-basis, dan memerlukan upaya lebih lanjut dalam peningkatan produktivitas agar bisa bersaing dan mendukung perekonomian daerah secara lebih luas. Kombinasi antara LQ dan perhitungan kebutuhan penduduk dapat membantu pemerintah dan pihak terkait dalam merencanakan strategi pengelolaan komoditas pertanian.
Grafik menunjukkan produksi komoditas pertanian di Kecamatan Kurau dan sekitarnya pada tahun 2019, dengan total produksi mencapai 26.572. Data ini mengindikasikan bahwa cabai merupakan komoditas paling dominan, dengan produksi mencapai 18.439. Angka ini mencerminkan tingginya permintaan pasar terhadap cabai, yang menjadikannya tanaman unggulan di kawasan ini. Kecamatan Kurau, khususnya, berhasil memproduksi cabai hingga 7.539, menunjukkan potensi besar dalam sektor pertanian, terutama cabai.
Selain cabai, produksi bawang merah juga tercatat, meskipun angkanya relatif kecil dengan total 714. Desa Batu Ampar menunjukkan hasil yang cukup baik dengan 250 bawang merah, namun komoditas lainnya seperti kentang, kubis, dan bawang putih tidak tercatat sama sekali, menandakan ketergantungan yang tinggi pada beberapa jenis tanaman. Hal ini menunjukkan perlunya diversifikasi dalam praktik pertanian agar ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat dapat terjamin.
Desa Bumi Makmur tidak mencatatkan produksi sama sekali, yang dapat menjadi perhatian serius dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut. Selain itu, desa lain seperti Panyipatan dan Takisung menunjukkan angka yang bervariasi, tetapi masih kalah jika dibandingkan dengan potensi cabai yang sangat besar. Produksi tomat di seluruh kecamatan mencapai 2.978, menandakan bahwa meskipun tidak sepopuler cabai, tomat tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap total produksi.
Secara keseluruhan, grafik ini menggambarkan potensi besar dalam sektor pertanian di Kecamatan Kurau. Namun, perlu ada upaya yang lebih strategis untuk mendiversifikasi komoditas yang diproduksi agar tidak tergantung pada satu jenis tanaman. Pengembangan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan pelatihan untuk petani dapat membantu meningkatkan hasil produksi, serta mendukung perekonomian lokal secara lebih efektif.
Grafik menunjukkan produksi komoditas pertanian di Kecamatan Kurau dan sekitarnya pada tahun 2020, dengan total produksi mencapai 28.215. Dari data yang tercatat, cabai menjadi komoditas utama dengan angka yang sangat signifikan, yaitu 21.105. Hal ini menunjukkan bahwa cabai memiliki peran sentral dalam pertanian daerah ini, kemungkinan disebabkan oleh tingginya permintaan pasar dan keberhasilan petani dalam budidaya tanaman tersebut. Kecamatan Kurau, khususnya, menunjukkan kapasitas produksi cabai yang luar biasa, mencapai 10.367, menegaskan posisinya sebagai salah satu penghasil cabai terkemuka di wilayah tersebut.