Mohon tunggu...
nico
nico Mohon Tunggu... Mahasiswa - writer

Fresh graduate yang memiliki ambisi untuk sukses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Pertanian di Kecamatan Kurau: Potensi dan Tantangan Komoditas Unggulan

23 September 2024   01:12 Diperbarui: 23 September 2024   01:16 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Analisis Produksi Pertanian di Kecamatan Kurau Tahun 2020 (Dokpri)

1. Pendahuluan

Pertanian merupakan sektor vital bagi perekonomian di Kecamatan Kurau, yang dikenal dengan potensi pertanian yang melimpah. Dalam beberapa tahun terakhir, transformasi pertanian di daerah ini menjadi perhatian utama, terutama terkait status komoditas unggulan yang dapat mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Christyanto & Mayulu, 2021). 

Data menunjukkan bahwa komoditas seperti cabai rawit dan tomat telah berkembang menjadi komoditas basis sejak 2021, mencerminkan kemampuan produksi yang kuat dan permintaan pasar yang tinggi (Wardani dkk, 2023). Namun, meskipun terdapat beberapa komoditas unggulan, tantangan tetap ada, seperti minimnya diversifikasi produk dan ketergantungan pada beberapa jenis tanaman. Hal ini mengindikasikan perlunya strategi pengembangan yang lebih komprehensif agar potensi pertanian dapat dimanfaatkan secara maksimal (Zainal dkk, 2023). 

Selain itu, kondisi geografis dan iklim Kecamatan Kurau juga memberikan peluang untuk pengembangan berbagai jenis tanaman. Meskipun demikian, tantangan seperti fluktuasi harga dan perubahan iklim menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Untuk itu, pengelolaan sumber daya pertanian yang lebih baik dan dukungan bagi para petani menjadi kunci untuk menghadapi berbagai rintangan. 

Dengan meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi komoditas, Kecamatan Kurau dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi dan tantangan yang dihadapi dalam transformasi pertanian di Kecamatan Kurau, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian di masa depan (Marlida & Kisworo, 2024). Dengan memahami dinamika ini, diharapkan dapat tercipta solusi yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. 

2. Metodologi Penelitian 

Metode penelitian ini mengutamakan pengambilan data lapangan sebagai pendekatan utama untuk memperoleh informasi yang akurat dan relevan mengenai transformasi pertanian di Kecamatan Kurau. Langkah pertama dalam proses penelitian ini adalah melakukan survei di beberapa desa di Kecamatan Kurau, di mana peneliti akan mengidentifikasi lokasi-lokasi strategis yang memiliki potensi komoditas unggulan, seperti cabai rawit dan tomat. Peneliti akan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive, yaitu memilih petani dan pemangku kepentingan yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang praktik pertanian di wilayah tersebut. 

Data akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan petani, kelompok tani, serta pihak terkait lainnya, seperti dinas pertanian setempat. Wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai metode budidaya, tantangan yang dihadapi, dan persepsi mereka terhadap perubahan yang terjadi dalam sektor pertanian. Selain wawancara, peneliti juga akan mengamati langsung kondisi lahan, teknik pertanian yang digunakan, serta hasil panen dari komoditas yang diteliti. Observasi ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai praktik pertanian yang berlangsung dan efektivitasnya dalam meningkatkan produktivitas. 

Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengidentifikasi pola dan tema yang muncul. Peneliti juga akan menggabungkan data sekunder, seperti statistik produksi dan informasi dari laporan pemerintah daerah, untuk mendukung temuan dari lapangan. Melalui metode ini, diharapkan penelitian dapat memberikan gambaran komprehensif tentang potensi dan tantangan yang dihadapi dalam transformasi pertanian di Kecamatan Kurau, serta merekomendasikan langkah-langkah strategis untuk pengembangan sektor pertanian yang lebih berkelanjutan. 

Location Quotient (LQ) adalah metode yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi suatu sektor atau komoditas di suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah yang lebih besar (nasional atau provinsi). Analisis LQ memberikan gambaran apakah suatu komoditas merupakan basis atau non-basis di suatu daerah. Komoditas basis menunjukkan keunggulan komparatif dan kontribusi yang lebih besar terhadap ekonomi daerah, sedangkan komoditas nonbasis memiliki kontribusi yang relatif kecil. Jika nilai LQ lebih dari 1, berarti komoditas tersebut menjadi basis atau unggulan di daerah tersebut. Sebaliknya, nilai LQ kurang dari 1 menunjukkan bahwa komoditas tersebut merupakan non-basis atau belum unggul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun