Siapa yang tidak menggunakan mesin pencarian yang bernama Google saat ini? Mau dari kalangan lansia, dewasa, remaja, sampai anak-anak tentu bisa mengakses Google untuk menambah informasi mereka pribadi. Tetapi yang jadi permasalahannya apakah dengan kehadiran teknologi ini justru membuat pelajar menjadi malas berpikir? apakah kehadiran Google memiliki risiko yang tinggi bagi para pelajar Indonesia?
Sedikit Awal Mula Google dan Berbagai Jenis Search Engine
Mulanya Google hadir sebagai solusi untuk mempermudah manusia dalam mendapatkan informasi. Google yang di ciptakan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1998. Kehadiran Google ini bahkan dinilai lebih berhasil dibandingkan mesin pencari yang ada sebelumnya. Kini Google menempati peringkat 1 sebagai mesin pencari dengan pengguna terbanyak di dunia. Diikuti dengan Microsoft Bing, Yahoo, Baidu, Yandex, DuckDuckGo, Ask.com, Ecosia, Aol.com, Internet Archive berdasarkan Top 10 Search Engines In The World (2021 Update) (reliablesoft.net).
Apakah Penggunaan Google akan Mempermalas Pelajar?
Jika pertanyaannya seperti ini maka bisa saya jawab bahwa penggunaan Google tentu tidak akan mempermalas pelajar jika pelajar menggunakan informasi dari Google sebagai dasar materi atau berpikir saja, selanjutnya pelajar disarankan untuk mengembangkan informasi tersebut menggunakan logika. Sehingga disini otak terbiasa untuk berpikir logis dan tidak malas.
Kenyataannya banyak saat ini pelajar menggunakan atau mengambil informasi dari Google secara mentah-mentah tanpa menambahkan dengan kata-katanya sendiri. Bahkan lebih parahnya. mereka hanya menggunakan satu sumber saja tanpa ada memilah-milah informasi mana yang sudah teruji keabsahannya. Disini tentu otak tidak dibutuhkan untuk berpikir, jika terus-menerus seperti itu maka otak akan terbiasa dan menjadi malas untuk berpikir.
Dengan membaca dari berbagai macam sumber web akan membuka pikiran kita dan mengajak logika kita untuk bisa memilih mana jawaban yang paling teruji keabsahannya. Karena yang seperti kita ketahui bahwa setiap orang berhak untuk menulis di Google. Selain mencari sumber dari berbagai macam web, saya juga merekomendasikan informasi yang baik biasanya berasal dari website-website sebuah organisasi perusahaan, dan institusi pendidikan. Biasanya mereka tidak menggunakan domain .com.
Apakah Penggunaan Google Sangat Berisiko untuk Membuat Pelajar Malas?
Ya, tentu saja penggunaan Google ini sangat berisiko untuk membuat pelajar malas. Hal ini dikarenakan kehadiran Google untuk mempermudah kehidupan manusia dalam mendapat informasi, dan kemudahan ini tentu berisiko untuk membuat pelajar malas.
Lantas jika memang berisiko tinggi untuk membuat pelajar malas, untuk apa Google dibiarkan berjalan sampai saat ini di Indonesia?
Pada dasarnya tidak ada manusia yang menolak sebuah Inovasi yang memudahkan hidupnya. Yang harus dihindari adalah kebiasaan malasnya bukan inovasinya. Untuk itu saat ini sudah ada control yang dilakukan untuk mengontrol populasi pelajar yang malas. Sekarang sudah ada sebuah tools atau website yang menyediakan fasilitas pengecekan apakah pekerjaan orang tersebut sebatas copas saja atau tidak, seperti Plagiarism Checker dan lainnya. Disini pelajar secara mau tidak mau akan menggunakan otaknya untuk berpikir.
Bisa ditarik kesimpulan bahwa memang penggunaan Google berisiko untuk membuat pelajar malas tetapi bukan Google yang harus disalahkan tetapi pengguna yang malas. Orang-orang malas tersebut tentu bisa dicontrol melalui tools yang sudah ada saat ini.
AET_12
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H