Kerenggangan antara Sculley dengan Jobs mulai pecah saat ada tim Mac yang bernama William Simon melaporkan Jobs kepada Sculley soal kepemimpinannya dalam memimpin projek.
Jobs "demanded so much from the people who worked for him. That was part of his greatness," Simon said. "But he drove people too hard. ... being gentle and polite was not part of his demeanor." ~ sumber dari When Steve Jobs Got Fired By Apple - ABC News.
Dari laporan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa Steve Jobs adalah tipe kepemimpinan yang keras dan juga ambisius. Sikap dalam memimpin yang keras dan tidak sopan yang membuat Sculley memutuskan untuk menghentikan Jobs dari projek tersebut. Pemberhentian Jobs dalam projeknya membuat Jobs merasa dikhianati dan memilih keluar dari Apple. Jobs pun membuat perusahaan baru dengan nama NeXT Computer, yang berfokus pada software computer.
Risiko Kepemimpinan yang dialami Steve Jobs
Kita bisa melihat dari kasus yang dialami oleh Steve Jobs, bahwa seorang pemimpin pasti memiliki risiko dalam kepemimpinannya. Jobs di tendang secara tidak langsung oleh investornya karena sifat kepemimpinannya yang keras. Dia memang sangat ambisius dan inovatif, tetapi dia juga harus ingat bahwa ia bekerja bersama dengan orang lain.Â
Jobs masih bekerja dalam tim, dan ia masih membutuhkan orang lain. Seharusnya ia bisa memperlakukan timnya lebih baik lagi. Gaya kepemimpinan Steve Jobs yang keras ini berisiko buruk bagi keberlangsungan projeknya. Sebagai pemimpin tentu inovatif dan ambisius menjadi nilai baik bagi dirinya tetapi jika ia tidak bisa menjaga perilakunya, maka nilai lebih dalam dirinya menjadi sia-sia. Karena pemimpin adalah sosok yang selalu dijunjung dan diperhatikan.
AET_12
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H