BiografiÂ
Thales de mileto/ thales of miletus adalah seorang tokoh filsuf pertama sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM, yang berasal dari Miletos (m l' ts) (bahasa Yunani kuno: , Miltos; bahasa Latin: Miletus) yaitu kota Yunani kuno di pesisir barat Anatolia, di dekat mulut Sungai Meandros di Karia kuno Turki.
Thales lahir di kota yang merupakan tanah perantauan bagi orang-orang Yunani di Asia kecil, antara tahun 624-625 SM dan meninggal sekitar tahun 547-546 SM. Kondisi Miletos yang makmur karena merupakan kota penting yaitu sebagai kota transit perdagangan antara Yunani, Italia, Mesir, dan Asia, sehingga Negara-negara tersebut saling bertemu.
Dari pertemuan tersebut terjadilah pertukaran latar belakang kebudayaan serta pemikiran (Bertens, 1990: 19) yang kemudian memungkinkan orang-orang di sana mengisi waktu luangnya dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala hal, yang dimana merupakan awal dari kegiatan berfilsafat, sehingga tidak heran jika para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini.Â
Thales merupakan seorang saudagar/ pedagang yang sering berlayar ke Mesir. Dalam kegiatan berlayarnya ke Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan dibawanya ke Yunani. Ia diketahui dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, Thales juga dapat mengukur jauhnya kapal laut dari pantai. Kesuksesan Thales mulai dikenal setelah ia berhasil memprediksi terjadinya gerhana, matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM.
Keberhasilannya tersebut didapatkan karena Thales mempelajari catatan-catatan astronomis dan metafisika yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.Â
Thales disebut sebagai "Bapak Filsafat" karena dia adalah orang yang pertama kali berfilsafat. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai dengan cara berfikir secara mitologis (sekumpulan mitos dan legenda yang berasal dari Yunani kuno dan berisi kisah-kisah mengenai dewa dan pahlawan, sifat dunia, da asal usul serta makna dari praktik ritual dan kultus orang Yunani Kuno).
Pemikiran Thales dianggap sebagai kagiatan berfilsafat pertama karena ia mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala didalamnya tanpa bersandar pada mitos, melainkan pada rasional manusia. Ia juga termasuk dalam"Tujuh Orang Bijak Yunani" (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yakni sebuah kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh penting Yunani yang meninggalkan warisan dalam populasi. Paristoteles diberi gelar filosof pertama.
Selain sebagai filosof, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos (Miswari, 2016: 81).
Kontribusi Thales dalam Berbagai IlmuÂ
 1. Lahirnya Filsafat sebagai Pemikiran Ilmiah dan Rasional
Berkat pengamatan astronomis yang dilakukannya, Thales dapat mengantisipasi panen besar zaitun dengan cara merangkai banyak mesin cetak untuk membuat minyak. Hal itulah yang membuatnya semakin sukses dan kaya. Tujuan Thales memprediksi hal tersebut adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang Yunani tentang aspek-aspek praktis yang bermanfaat dari filsafat. Thales mencoba untuk tidak menaati kebiasaan dan mempertanyakan pandangan hegemoni saat itu, terutama berdasarkan mitologi yang ada dengan mengukur secara sitematis segala sesuatu di sekitarnya.
2. Kontribusi terhadap Fisika
Thales merupakan filsuf Yunani pertama yang memulai ide ini. Thales menolak penjelasan secara mitologis untuk fenomena alam. Sebagai contoh ia menerangkan bahwa gempa bumi yang rata terletak di lautan dan bahwa gempa bumi disebabkan oleh gangguan di perairan. Selain itu, Thales merupakan salah satu orang yang pertama mendefinisikan prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan untuk mentapkan hipotesis.
3. Kontribusi Matematika
 Dalam bidang matematika, Thales memberikan berbagai kontribusi berkat penemuannya, yang mungkin ditemukan di "Elements of Euclid"[8] yaitu geometri. Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah diletakkan oleh Thales, sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan adalah sesuatu yang sakral, selain memanfaatkan imajinasi.[9] Didalam geometri, teori Thales dikenal dengan teorema Thales. Teorema Thales berisi tentang sebuah sudut siku-siku yang didapat dari garis yang ditarik dari diameter sebuah lingkaran.
Selain itu ada pula penjelasan tentang dua buah garis yang terdapt dalam sebuah segitiga yang menghasilkan beberapa hasil yang sama.Â
 4. Kontribusi Filosofis
Di bidang filsafat Thales of Mileto sebagai filsuf barat pertama, tidak menggunakan cara etis atau moral seperti filsafat kemudian, melainkan oleh fakta yang didasarkan teori dan merasionalisasikan tentang asal mula alam semesta dan studi tentang alam. Oleh karena itu, pada saat itu para filsuf adalah fisikawan yang menggunakan pemikiran filosofis mereka berteori, berhipotesis, dan bereksperimen.
5. Kontribusi Astronomi
 Berdasarkan penemuannya, Thales mampu memprediksi beberapa hal yang terkait dengan astronomi. Diantaranya: (1) Thales meramalkan bahwa gerhana akan terjadi, padahal pada saat itu sangat mustahil terjadi tanpa pengetahuan yang memadai. Namun, diperkirakan suatu periode waktu akan muncul gerhana , (2) Di bidang navigasi, Thales menasehati para pelaut bahwa lebih mudah dan direkomendasikan dalam memandu dengan menggunakan Beruang Kecil daripada sang Mayor.
Pemikiran
 1. Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Menurut Thales, Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segalanya yang ada di alam semesta. Karena kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa adanya sebab di luar dirinya, tetapi air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup memerlukan air dalam keberlangsungan hidupnya.
Air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk baik padat, cair, dan gas tanpa berkurang. Selain itu, Thales juga mengemukakan pandangannya bahwa bumi terletak di atas air. Bumi digambarkan sebagai bahan yang sekali keluar dari laut dan kemudia terapung di atasnya.
 2. Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.
Kesimpulan
Thales merupakan seorang filsuf pertama Yunani Kuno pada tahun 624-547 SM yang berasal dari Miletus, pantai barat Asia kecil di Turki. Beliau diberi gelar Bapak Filsafat karena beliau adalah orang yang pertama kali berfilsafat. Dalam berfilsafat, Thales mengajukan pertanyaan yang mendasar, yaitu "Apa bahan dasar dari alam semesta ini?". Dan dia menjawab air sebagai bahan dasar dari alam semesta ini. Thales mempunyai pandangan bahwa air sebagai sesuatu yang dapat diperlukan di dalam kehidupan.
Menurut pandangan Thales bahwa bumi terapung di atas air. Oleh karena itu, Thales dianggap sebagai perintis filsafat alam. Diantara pemikiran-pemikiran Thales yaitu: (1) Bumi berasal dari air, (2) Thales menyatakan bahwa air merupakan prinsip dasar dari segala hal, (3) Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di alam semesta ini memiliki jiwa, baik benda hidup maupun mati sekalipun, (4) dalam geometri, Thales mempunyai lima theorema Thales yang digunakan dalam perhitungan matematika, dan (5) Dalam berpandangan tentang politik, Thales menyarankan untuk mempertahankan Negara dari ancaman serangan di kota yang memiliki pusat di kota tersebut.
Daftar Pustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H