Pada saat ini kita sering melihat bahwa truk kontainer atau truk tonase yang tinggi sering mengalami insiden kecelakaan yang mengakibatkan kerugian secara materiil dan imateriil serta sering juga memakan korban jiwa dari kendaraan lain yang tertimpa.
Sebelumnya, ramai dibicarakan di akun media sosial bahwa ada kecelakaan di tol padalarang KM 92 yang menewaskan seorang direktur yaitu pak Yan Bastian dari PT. Indomarco Prismatama (indomaret)  yang diakibatkan oleh truk kontainer yang terguling dan menimpa mobil SUV Hyundai Palisade yang kebetulan dikendarai oleh beliau. Truk tersebut merupakan truk tronton yang membawa kontainer atau peti kemas yang  memiliki berat dengan perkiraan sekitar 1-2 ton atau lebih.Â
Kenapa itu bisa terjadi?
Telah diketahui muatan dari kontainer bertonase tinggi yang berwarna hijau tersebut adalah berisi botol air mineral yang bebobot kurang lebih dari 2 ton.Â
Pada dasarnya jalan tol Cipularang KM 92 melalui bukit dan lembah sehingga kontur jalan nya menurun, jadi setiap kendaraan harus mengurangi kecepatannya agar tidak oversteer saat melewati jalan menurun dan pihak Jasa Marga sudah memberikan rambu untuk segera awas saat jalan menurun.Â
Namun sepertinya truk tronton hijau itu melaju sangat cepat dan hilang kendali saat jalan menurun sehingga truk tersebut menabrak beton pembatas jalan sebelah kanan dan efek dari itu kontainer pun terguling melintang dari jalur sebelah kiri (jalur lambat) dan kebetulan ada sebuah mobil SUV yang sedang overtaking dari sebelah kiri dan untuk menghindari truk yang akan terguling namun naasnya malah tertimpa kontainer dan membuat mobil tersbut ringsek tepat pada bagian kabin mobil.
dalam kejadian tersebut
Akan tetapi supir dan kru truk tersebut dilaporkan melarikan diri dan tak bertanggung jawab atas insiden yang terjadi yang tentunya kecelakaan tersebut hasil dari truk itu sendiri, di dalam mobil SUV tersebut juga sudah memakan korban yang ternyata pengemudi yang membawa 7 orang anggota keluarganya.
Analisa saya untuk hal ini
Dalam analisa yang saya dapat dari ilmu rantai pasok bahwa perusahaan logistik memakai manajemen SOP yang diterapkan untuk pengiriman barang yang ditujukan untuk armada truk yang dipakai, dengan tujuan untuk penggunaan waktu yang efisien, efisiensi dari biaya pengiriman, dan meminimalisasi bahaya terhadap lingkungan.
Namun perusahaan logistik sering luput dalam hal meminimalkan aspek bahaya terhadap lingkungan, dengan ini pihak manajemen dari perusahaan hanya menggunakan aspek dari efisiensi penggunaan truk, yang dimaksud efisiensi pada penggunaan truk adalah pihak manajemen dari jasa pengiriman membuat SOP sedemikian rupa agar sopir hanya memperhatikan waktu, uang, dan tempat saja sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal dan barang lekas sampai. Sehingga truk rentan mengalami kecelakaan karena tidak maksimal dalam menerapkan ilmu manajemen transportasi logistik.