Mohon tunggu...
IMAJINASI
IMAJINASI Mohon Tunggu... Lainnya - Analis dengan Backround Pendidikan Kehutanan

Hanya orang manusia yang suka berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keluarga Cikal Bakal Ketahanan Pangan

11 Desember 2023   09:07 Diperbarui: 11 Desember 2023   09:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.id/

Tidak hanya rasa, tapi harganya juga "pedas", akhir 2023 harga cabai mengalami gejolak.  12 November 2023, harga cabai rawit merah di pasar tanah abang tembus Rp. 120.000 per Kg (Sumber. https://infopangan.jakarta.go.id/)

Tak hanya cabai, tetapi jenis volatile food lain yang sangat berpengaruh dalam menggenjot inflasi juga mengalami hal yang sama, bahkan sepanjang tahun 2023 harga beras cenderung mengalami kenaikan dan berpengaruh terhadap tingginya inflasi di Indonesia

https://www.kompas.id/
https://www.kompas.id/

Kecenderungan penurunan produksi padi terus terjadi sepanjang 2023 mulai bulan april sampai November, penurunan produksi padi ini diperkirakan disebabkan oleh rendahnya luas tanam mengingat kemarau yang panjang yang berpengaruh terhadap ketersediaan air. Penurunan penyerapan pupuk bersubsidi juga masih rendah dengan kisaran 60% sampai dengan November 2023 (https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/12/06/alokasi-pupuk-bersubsidi-2024-jauh-di-bawah-kebutuhan).

Ketahanan pangan yang diartikan sebagai ketahanan pangan sebagai suatu kondisi dimana setiap orang sepanjang waktu, baik fisik maupun ekonomi, memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, juga terjangkau dan tidak bertentangan dengan agama dan keyakinan (Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012). Selain faktor di atas, pencapaian ketahanan pangan tentunya akan didukung oleh perilaku konsumen dalam menghemat pangan dan meminimalkan Food Waste. 

Peran keluarga dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan sangat penting, mulai dari perilaku konsumsi serta produksi pangan dari pekarangan. 

Sebuah jurnal Apri setiawan Universitas Lampung Tahun 2017 berjudul Kontribusi Pekarangan Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Triyoso Kecamatan Belitang Tahun 2017 dengan sampel yang diambil memanfaatkan pekarangan untuk hortikultura, tanaman buha, tanaman obat, peternakan. tanaman penyegar dan tanaman perkebunan. Apri setiawan dalam jurnalnya menyebutkan bahwa konstribusi pekarangan terhadap pendapatan keluarga adalah 13.91%,  Jika UMR Lampung kurang lebih Rp. 3.000.000,-, maka konstribusi pekarangan per keluarga diperkirakan sebesar Rp. 417.000,-. Jika harga beras premium Rp, 15.000,-, maka konstribusi per keluarga dalam menambah produksi beras sebesar 27.82 Kg per bulan per keluarga. Jika konsumsi beras rata rata per orang per bulan mencapai 114 Kg, maka bayangkan begitu besar peran pemanfaatan pekarangan dalam mendukung ketahanan pangan dan kemapuan ekonomi masyarakat indonesia.

Berangkat dari keluarga, mari kita sukseskan program ketahanan pangan menjadi bangsa yang mandiri dan kuat.

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun