2023, Tiga Belas Tahun sudah semenjak tahun 2010 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono membagikan 1 juta bibit Trembesi atau Ki Hujan atau Munggur atau Samanea saman kepada Pemerintah Daerah, Kementerian dan Lembaga sebagai upaya mencapai Program Penanaman 1 miliar pohon. Langkah ini juga di ikuti oleh swasta. Â Apa yang terjadi setelah 13 tahun?
Sebelum menjawab apa yang terjadi, mari kita dalami sebenarnya apa dan bagaimana fungsi dari Pohon Trembesi.
Identifikasi Pohon Trembesi
- Merupakan jenis tanaman tahunan dengan bentuk tajuk dan perakanan menyebar lebih besar ke arah horizontal;
- Mempunyai daun dengan ukuran kecil dengan buah berukuran lebar 2 cm dengna panjang sampai 30 cm;
- Bentuk Batang Pokok tidak  terlalu monopodial, mempunyai banyak cabang dan ranting;
- Tanaman ini berkembang biak dengan biji yang dihasilkan dari buahnya;
Fungsi (Kelebihan)
- Sebagai peneduh
- Dibandingkan dengan tanaman lain mempunyai fungsi yang lebih maksimal dalam menkonversi CO menjadi O2;
- Kayunya termasuk ke dalam kelas Awet IV dan kekuatannya masuk ke dalam kelas III
- Akarnya mampu berkembang cepat denga jangkauan yang lebar;
- Sebagai tempat hidupnya burung dan hewan lain;
- Daunnya dapat dipergunakan sebagai pupuk, antibakteria, obat flu dan lain lain
- Buahnya dapat dipergunakan sebagai sumber makanan dan suplemen bagi ternak ruminasia;
- Biji buahnya dapat diolah menjadi makanan
- Mampu memperlambat run off
- dan lain lain manfaat
Kelemahannya
- Struktur serat kayunya tidak mampu untuk menahan beban yang terlalu berat, alis mudah patah (masih dibawah kekuatan kayu asem (Tamarindus indicus);
- Mudah terserang blue stain jika kulit terbukan;
- Kayu gubal mudah mengalami pelapukan dan rentan terhadap serangan Organisme Perusak Kayu seperti rayap, jamur, kutu bubuk
- Akarnya tumbuh dengan cepat dan mudah merusak struktur pengerasan jalan.
Pohon trembesi dapat tumbuh di lingkungan  padat penduduk maupun jarang dan bahkan tidak ada penduduk, berdasarkan tempat tumbuhnya kemudian akan timbul resiko negatif dari keberadaan pohon trembesi terhadap keselamatan manusia.
Jika pohon tersebut tumbuh di hutan atau kebun, maka resiko manusia tertimpa oleh cabang atau ranting uang mudah patah akan menjadi kecel. Namun bertolak belakan jika pohon trembesi tumbuh di kawasan yang ramai seperti permukiman, Pinggir Jalan atau Bahkan tengah Jalan yang sering dijadikan sebagai tanaman penghijauan jalan, resiko negatif terhadap keselamatan pengguna jalan menjadi sangat tinggi.
Untuk memaksimalkan fungsi dari pohon trembesi, maka langkah yang harus diambil adalah menentukan tempat penanaman yang lebih mengurangi resiko terjadinya kecelakaan akibat tertimpa patahan cabang, ranting atau tumbangnya pohon.
Untuk melihat efek penanaman masal trembesi di pinggi jalan, mari secara simpel kita lihat dari data pohon tumbang tahun 2011 dan 2023 sebagai perbandingan yang dilihat pada bulan Januari  (Bulan dengan curah hujan tinggi)
- Data pohon tumbang tahun 2011 bulan januari (sumber https://dibi.bnpb.go.id/kalen2 ): Jumlah Pohon Tumbang 0 (nol)
- Data pohon tumbang tahun 2023 bulan januari (sumber https://dibi.bnpb.go.id/kalen2 ): Jumlah Pohon Tumbang 30 (tiga puluh)
Alternatif tanaman kanan kiri jalan untuk perindang jalan adalah tanaman dengan ciri seperti berikut:
- Mempunyai serat yang membelit sehingga mempunyai sifat ulet dan kuat menahan  beban dahan dan ranting, sepert asam jawa (Tamarindus indicus), atau angsana (Pterocarpus indicus) yang mempunyai sifat ulet namun lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan pohon asam;
- Mempunyai buah dengan ukuran kecil, Pohon beringin dan  asam mempunyai buah dengan ukuran kecil, namun pohon beringin mempunyai akar yang mampu tumbuh cepat dan akan lebih merusak pengerasan jalan jika dibandingkan dengan pohon asam;
- Mempnyai daun yang tidak mudah rontok dengan ukuran kecil;
Terima kasih semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H