Mohon tunggu...
IMAJINASI
IMAJINASI Mohon Tunggu... Lainnya - Analis dengan Backround Pendidikan Kehutanan

Hanya orang manusia yang suka berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Katilayu (Erioglossum rubiginosum) Mengapa Dijauhi Padahal Bermanfaat

6 Desember 2023   07:54 Diperbarui: 6 Desember 2023   08:16 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mitos dan Mistis suatu jenis pohon terkadang menjadikan manusia menjauhi keberadaan pohon tersebut, jangankan mengembangbiakannya, melihatnya tumbuhpun terkadang akan dibabat habs tak tersisa.

Tanpa mengetahui manfaat, hanya mendengar mitos dan mistisnya tanaman membuat beberapa jenis tanaman menjadi jarang terlihat keberadaannya. 

Adalah Erioglossum rubiginosum, katilayu secara umum disebutnya, kelayu di masyarakat Jawa, kilalayu di masyarakat Sunda, Kalayo di Filipina, Mertajam di masyarakat Malaysia dan beberapa penyebutan lain di berbagai daerah.

Kalau kita membuka google dan mengetikan katilayu, maka yang muncul adalah hal yang berkaitan dengan memancing atau bahkan tentang klenik. Konon getah katilayu sangat manjur sebagai jimat pemanggil ikan, bahkan kayunya konon bisa dipakai sebagai sarana pengasihan dan penglaris.

Ada pengalaman menggelitik selama beberapa tahun menggeluti budidaya tanaman ini, tidak sedikit juga peminta dari tanaman ini, terbukti selala 2 tahun membibitkan tanaman ini sudah ratusan bibit terjual. Dari informasi para pembeli bibit ini ada membeli bibit dengan tujuan untuk diambil daunnya dan dipergunakan untuk obat herbal. Ini berarti ada kalangan masyarakat yang mengetahui fungsi dan manfaat dari tanaman tersebut selain hanya sebagai jimat mancing dan juga hal yang bersifat klenik.

Buah katilayu juga merupakan buah favorit bagi anak-anak jaman dulu, dengan rasa manis dan sedikit sepet, buah ini mampu memanjakan lidah ...hmmmm yumyyy

Katilayu mempunyai ciri morfologi sebagai berikut:

  • Tipe daun majemuk
  • Tipe batang simpodial
  • Buah muda berwarna hijau, buah setengah matang berwarna kemerahan, buah matang berwarna merah kehitaman. Buah berbentuk lonjong dengan panjang kurang lebih 1 cm. Buah menempel pada tangkai dan membentuk segerombolan buah. Berbuah pada awal musim penghujan.
  • Buah dapat bertahan warna dan bentuknya selama bertahun tahun dengan penyimpanan pada frezeer
  • Biji buah tidak mampu untuk disimpan lama pada kondisi udara normal, karena akan mengalami kelapukan
  • Akar tunjang
  • Kulit Batang beralur berwarna coklat, hitam, keabu abuan

Bagimana dari sisi ilmiah tentang tanaman Erioglossum rubiginosum ?

Kajian ilmiah tentang tanaman ini di Indonesia masih sangat terbatas, baik dari sisi peersebaran, struktur dan sifat kayunya, kimia kayunya dan juga fungsi herbalnya.

Sebuah website dari Filipina http://www.stuartxchange.org/, menyebutkan secara lebih rinci tentang Erioglosum rubiginosum baik secara morfologi, persebaran dan juga kandungan kimia secara garis besar.

http://www.stuartxchange.org/Kalayo.html
http://www.stuartxchange.org/Kalayo.html

Secara etimologi, julukan rubiginosum diambil dari kata "rubiginosa" yang berarti merah-coklat seperti warna buahnya.

http://www.stuartxchange.org/Kalayo.html
http://www.stuartxchange.org/Kalayo.html

Persebaran Katilayu meliputi Australia, Indonesia, Bangladesh, Borneo, Cambodia, China, Himalaya, Hainan, India, Jawa, Laos, Lesser Sunda Is, Malaya, Maluku, Myanmar, Nepal, New Guinea, Nicobar Is., Sulawesi, Sumatera, Thailand, Vietnam 

Dari informasi website tersebut, katilyu mempunyai manfaat secara herbal diantaranya sebagai Antioksidan, Antikanker , Antimikrobam anti inflamasi dan lain-lain

Di Indonesia keberadaan tanaman ini sudah mulai jarang, Erioglossum rubiginosum tidak terdeteksi pada website https://www.iucnredlist.org/ sebagai website penyedia informasi tingkat persebaran dan populasi tanaman dan hewan dari seluruh dunia, sehingga belum dapat disimpulkan tingkat populasinya sekarang sudah masung "langka" atau belum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun