Mohon tunggu...
Arie Khinazih
Arie Khinazih Mohon Tunggu... -

Penikmat Seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gelisahku

6 Desember 2014   06:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketika degup semayup membuncah di dada

mengelinjang ragaku terkubus dalam diam

hingga gempita malam mengusung sahdu

di bentangan suaka malamku yang kelabu

meredam anganku dalam buaian impian

bersama kusamnya lembaran masa silam

jiwa rentaku mulai  menyeruak sabda

entahlah...

bagai dendang tanpa alunan

jalan tanpa arah

terseok tak berdaya tanpa tongkat

mungkin akulah yang terhenyak di antaranya

dan...........

hening menghujam palung terdalam

selaras tirta menghujan yang beriak gelisah

pada dendam yang bersimbah

bermuara lara yang tak kunjung sudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun