Mohon tunggu...
Muhammad Ariefuddin
Muhammad Ariefuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menjadi pembelajar yang Kematian kan membuatnya kelar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lari Pagi Bersama sambil Memancing Daya Hipotesis Anak

28 Desember 2019   10:16 Diperbarui: 28 Desember 2019   10:32 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedetik ia berpikir lalu mengganti hipotesisnya, "Mungkin mau dibuat rumah."

"Bisa juga," kataku. Karena memang ada beberapa rumah yang sudah berdiri di samping sawah-sawah yang nganggur itu.

Kemudian Kakak langsung memotong dengan pertanyaan. "Kalau dugaan Bapak apa?"

Rupanya ia cermat juga jika yang bertanya juga wajib membuat hipotesis karena di depan sudah diyakinkan bahwa yang bertanya pun tak mempunyai jawaban yang pasti.

"Sawah ini dibiarkan karena mungkin sulit mendapatkan air, Lihat saja tak ada aliran air di selokan pinggir sawah padahal sudah sering hujan."

Orang dewasa bisa agak kompleks ya jawabannya. Tapi itu penting disampaikan, agar anak bisa menyusuri rute logika orang dewasa dalam membuat dugaan. Sehingga si anak harapannya mampu membuat rute logikanya sendiri di labirin otaknya. Mampu membuat koneksi antar neuron-neuron.

Si kedua yang biasanya penuh hujan keluh karena tak suka aktivitas fisik, lebih banyak ngoceh dengan celetukan-celetukan lucunya. Seperti tiba-tiba gantian ia yang bertanya "Mengapa kandang ayam kok ada di tengah sawah?"

Kemudian justru ia sendiri yang pertama langsung kasih hipotesanya. "Supaya tidak membuat berisik orang-orang."

"Mmm boleh juga," kataku. Sebab ayam-ayam yang berada di kandang memang berisik. Si kakak menghipotesis supaya bau kotorannya tak mengganggu. Kutambahkan, mobil angkutan yang keluar masuk mengambil pakan dan hasil panen ayam tak mengganggu.

Trus kalau saat panen, si pemilik tak harus bagi-bagi ayam ke tetangga sekitar sebagai ucapan maaf sudah mengganggu dengan bau dan berisik. Dugaan yang lebih kompleks.

Jadi belajar itu tak cukup hanya mengulang. Memanggil apa yang sudah diingat dengan menjawab soal. Tapi juga mengasah logika berpikir dengan menduga, menghipotesis supaya persoalan itu bisa ditemukan alternatif solusi terbaiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun