Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Government Employee, Writer, Ambassador Reforms and Institutional Transformation (Kemenkeu) 2017/ 2018, Trainers of Inclusion of Tax Aware (DJP), Lecturer (Universitas Terbuka, Balai Diklat Keuangan, etc), Social Activists

https://m.kwikku.com/novel/read/bocah-angin/23421

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Super Dad, Bersedia Mengambil Sebagian Peran Ibu

18 Juni 2020   20:37 Diperbarui: 18 Juni 2020   20:43 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada percakapan Bapak-Bapak di suatu tempat, "Ya, anak dibiarkan saja bermain. Mau jatuh, menangis, berkelahi, itu adalah pembelajaran."

"Betul," timpal Bapak yang lain.

"Iya. Biarkan saja. Toh, waktu kecil kita juga sering terjatuh," tambah Bapak yang lain.

Jika kita lihat sekilas, maka akan nampak sebuah metode pembelajaran learning by doing. Tetapi, betulkah demikian? Jawabannya, adalah tergantung situasi dan kondisi. Tergantung niat Bapak-Bapak dalam mengucapkan hal tersebut.

Jika sulit melihat niat seseorang, maka setidaknya kita dapat mengamati indikator-indikator yang ada. Yang sangat terang benderang adalah kepedulian. Bersediakah Si Bapak mengambil sebagian peran ibu?

Kebetulan, untuk kasus percakapan di atas kondisinya tidak seperti yang nampak. Mengasuh anak kadang terlihat tabu bagi Bapak-Bapak. Sekedar menggendong, memandikan, menyuapi, apalagi jika sampai menceboki. Wait. Ini anak siapa ya? Guru Paud saja bersedia menceboki anak muridnya.

Saya dulu pernah melihat suatu kondisi satire saat ada gambar seorang ibu sedang menyuapi anak. Sebuah pertanyaan berbentuk uraian singkat dilontarkan. Kurang lebih bunyinya begini: Gambar tersebut adalah contoh kasih sayang ... Tanpa dinyana, jawabannya adalah pembantu.

sumber gambar: docplayer.info
sumber gambar: docplayer.info

Jika Bapak-Bapak menganggap kegiatan rumah tangga cukup dilakukan pembantu, maka akan begitu akibatnya. Ada hal-hal tertentu yang perlu dibatasi. 

Dalam ajaran agama maupun budaya, ada koridor yang jelas. Misalnya budaya menyiapkan makanan dan menghidangkan minuman kepada suami, sebaiknya dilakukan istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun