Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Berita The Age Itu Sampah? (1)

11 Maret 2011   18:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:52 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harian di negeri kangguru, Australia, bikin geger tanah air. Dengan headline “Yudhoyono ‘Abused Power’”, The Age membuat istana kalang kabut. Tak ketinggalan pula para petinggi Partai Demokrat yang terus berkoar, “itu tidak benar!” Seisi istana kalang kabut. Semuanya menglarifikasi, bahkan hingga memanggil Dubes AS untuk Indonesia. Berbagai bantahan pun bermunculan dengan cepat bak cendawan di musim hujan. “Itu berita sampah!”

Bukan hanya kalangan elit, segelintir orang pun marah dengan pemberitaan The Age yang sedikit out of the box dibandingkan media lokal maupun nasional. Sekitar 10-15 orang berunjukrasa di jalan antara Cawang-Rawamangun untuk memrotes berita yang menggemparkan itu. Mereka menaruh bendera Australia di tengah jalan agar bisa dilindas kendaraan yang melintasinya. Mereka juga membawa sejumlah tulisan. “Kami tidak terima pemimpin kami diinjak-injak bangsa asing.”

Kalangan dekat istana pun membantah. Menseskab Sudi Silalahi membantah semua isi berita tentang dirinya, salah satunya, mengintervensi sengketa kepemimpinan di PKB. Melalui Sudi pula, Presiden Yudhoyono menyatakan ketidakbenaran informasi yang disajikan dua media asing tersebut. Putra bungsu Yudhoyono, Ibas, menyatakan berita tentang “abused power” tersebut ngawur , bahkan hingga seribu persen.Keterlibatan ibu negara, Ani Yudhoyono, dapat sanggahan dari Ketua FPD di DPR RI Jafar Hafsah. Ibu negara hanya mendaampingi presiden dalam menjalankan tugas.

“Ibu negara menangis,” kata Sudi menceritakan respon Ani Yudhoyono

Sanggahan apa pun merupakan hak dari setiap orang, bahkan bagi para pendukungnya. Namun, di sisi lain, “pembenaran” atas berita itu juga terjadi. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui kebenaran informasi dua media Australia tersebut. Mereka menyebut JK menebar uang saat ia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar saat Musyawarah Nasional Partai Golkar di Bali pada 2004. “Ya, sekitar Rp 2 sampai Rp 3 miliar lah,” katanya.

Menurut JK, uang itu digunakan untuk membayar tiket pesawat pengurus PG dari pusat dan daerah. Juga untuk membayar biaya penginapan di hotel tempat Munas berlangsung. “Tebar” uang ini sepertinya jadi hal lazim di kalangan partai politik. Ketua umum terpilih mendapat “kehormatan” membayar biaya tiket pesawat dan hotel. “Hampir semua partai juga begitu, dan itu bukan rahasia lagi,” tuturnya.

Apa daya, berita itu sudah menyebar ke seluruh dunia. Jejaring sosial di internet sepperti facebook dan twitter pun ramai membicarakan hal ini. Ada yang skeptis, percaya, bahkan bersuka cita menyambutnya. Berbagai alasan muncul mengapa mereka harus bersikap seperti itu. Mereka punya jawaban sendiri atas sikapnya tersebut. Namun, sebagian dari mereka merasa dapat angin segar setelah sekian lama tak mendaapat informasi menghentak seperti pemberitaan The Age.

The Age menurunkan berita seputar sepak terjang Presiden Yudhoyono. Mulai dari kasus Century, intervensi pada Jaksa Agung untuk hentikan kasus dugaan korupsi suami Ketua Umum PDIP Taufik Kiemas, sepak terjang ibu negara Ani yudhoyono, hingga penggunaan intelejen negara untuk kepentingan politik Yudhoyono. Mereka mengambil data dari wikileaks sebagai acuan utama berita. Wikileaks sendiri bersumber dari kawat diplomatik dari Kedutaan Besar AS di seluruh dunia ke Washington yang menghebohkan dunia sejak awal kemunculannya.

Untuk menyelidiki pemberitaan tersebut, banyak juga yang skeptis terhadap hal itu. Perlu investigasi lebih lanjut agar tak terjebak pada sensionalitas belaka. Data yang disajikan dinilai masih kurang memadai sehiingga investigasi mendalam sangat penting untuk dilakukan media massa lokal dan nasional. Bukan sekedar memberitakan informasi yang berasal dari konferensi pers belaka. Banyak hal perlu didalami lagi, termasuk wartawan dan media yang menurunkan berita tersebut pada khalayak. (Bersambung....)

Referensi:

http://www.detiknews.com/read/2011/03/11/114319/1589408/10/pdip-minta-tudingan-atas-tk-dibuktikan-jangan-fitnah

http://www.detiknews.com/read/2011/03/11/132703/1589470/10/sudi-naudzubillah-saya-tak-pernah-intervensi-hakim-kasus-pkb

http://www.detiknews.com/read/2011/03/11/132109/1589466/10/sby-nilai-pemberitaan-the-age-keterlaluan-tak-masuk-akal

http://www.detiknews.com/read/2011/03/11/131725/1589465/10/baca-berita-the-age-bu-ani-menangis

http://www.detiknews.com/read/2011/03/11/131430/1589464/10/ketua-fpd-ibu-negara-hanya-dampingi-tugas-suaminya

http://www.detiknews.com/read/2011/03/11/130431/1589456/10/ibas-artikel-the-age-ngawur-seribu-persen

http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/11/brk,20110311-319229,id.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun