Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa, Bukan Sekedar Kata

4 Maret 2011   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, bahasa dianggap sesuatu yang biasa saja. Sekedar perantara untuk berkomunikasi, tak ada makna lainnya. Namun, bagi sebagian lainnya, bahasa merupakan identitas diri. Identitas yang melekat dengan ikatan budaya dan layak untuk diperjuangkan keberadaannya. Bahkan, nyawa pun jadi taruhan untuk mempertahankan eksistensi bahasa ibu mereka.

Bangladesh dapat jadi contoh nyata bagaiamana bahasa memunyai pengaruh besar terhadap situasi politik. Negara tempat berdirinya Grameen Bank ini awalnya bagian dari Pakistan, tepatnya di sebelah timur. Namun, kebijakan pemerintah yang tak mengakui bahasa bengali sebagai bahasa nasional Pakistan menyebabkan mereka melawan. Pada 21 Februari 1952, polisi menembak demonstran yang menuntut bahasa bengali sebagai bahasa nasional.

Peristiwa ini membawa dampak luar biasa bagi situasi politik di Pakistan saat itu. Perjuangan demi bahasa ibu tersebut jadi awal perpecahan antara Pakistan Barat dengan Pakistan Timur (Bangladesh). Perjuangan tersebut terus berlangsung hingga rakyat Pakistan Timur mendaapat kemerdekaannya pada awal dekade 1970-an. Mereka pun menggunakan bahasa bengali sebagai bahasa resmi negara.

Selain Bangladesh, ada contoh heroik terkait perjuangan untuk menegakkan bahasa ibu ini. Euskadi Ta Atakasuna (ETA) terus memberontak kepada pemerintah Spanyol akibat pelarangan penggunaan bahasa basque. Sebagai suku basque, mereka menolak untuk menghapus identitasnya, yaitu bahasa. Mereka terus melancarkan pemberontaakan sejak diktator Franco melarang penggunaan di luar bahasa Castilla hingga saat ini. Beragam cara mereka lakukan, bahkan dengan melakukan serangkaian aksi teror yang meresahkan masyarakat luas. Itu semua demi bahasa ibu.

Inilah makna sebuah bahasa. Bahasa tak hanya sekedar alat untuk berkomunikasi atau agar orang lain tahu kehendak kita. Bahasa juga merupakan identitas asli seseorang yang melekat sampai kapan dan dimana pun iaberada. Beragam cara akan dilakukan untuk mempertahankan eksistensi bahasa ibu. Tak ada yang bisa menghalangi untuk tetap lestarinya identitas budaya (bahasa) seseorang. Mari, tetap lestarikan bahasa ibu sebagai khasanah kekayaan budaya dan keberadaannya harus dilindungi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun