Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hampir Matinya Sejarah Kami

28 Februari 2011   15:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:11 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: beritajatim.com

[caption id="" align="alignnone" width="498" caption="sumber: beritajatim.com"][/caption] Akhir Januari lalu aku kaget ketika membaca di salah satu portal berita. Bukan kepalang kagetnya ketika disebut Situs Biting di Desa Kutorenon, Sukodono, Lumajang, Jawa Timur hendak diratakan untuk kepentingan perumahan. Sangat miris sekali karena bila usaha tersebut gagal dicegah, berarti kami, warga Lumajang, tak punya sejarah lagi. Sejarah nenek moyang kami sebagai pendiri Lumajang, Nararrya Kirana. Inilah wujud nyata dari kerakusan akan kuasa. Tak mungkin pengembang tersebut melakukan aksi bodoh itu bila sebelumnya tak dapat izin dari Pemda. Benar adanya, pihak pengembang mengaku bila mereka dapat izin prinsip pembangunan pada 1996. Kepentingan modal merusak segalanya, termasuk memori dan harapan. Sadisme pada sejarah inilah yang akan merusak beragam memori dan harapan, serta menghancurkan identitas sebagai warga Lumajang. Situs Biting merupakan bekas keraton di zaman awal berdirinya Majapahit. Lumajang waktu iitu bernama Lamajang. Daerah istimewa Kerajaan Majapahit sebagai hadiah dari Raden Wijaya kepada Arya Wiraraja. Namun, pengelolaan Lamajang waktu itu diserahkan pada Nararrya Kirana yang menurut para sejarawan berkuasa sejak 1255 M. Bakal banyak yang hilang bila buldozer terus bekerja menghancurkan reruntuhan bangunan keraton itu. Tak hanya hancurnya bebatuan saja, juga melenyapkan sejarah masyarakat Lumajang secara umum. Dalam keraton tersebut tersimpan sebuah sikap politik dari Patih Nambi yang memberontak pada Jayanegara. Apa pun bentuknya, sejaraah telah menciptakan identitas tersendiri bagi warga Lumajang. Menghancurkannya berarti menggali kubur untuk diri sendiri karena telah merusak identitas sosial, budaya, dan politik lokal. Lumajang memang kota kecil di timur Pulau Jawa. Hanya ketenangan yang ada di kota ini. Tak aneh bila jarang yang mengenalnya. Namun, Lumajang bisa jadi terkenal bila gunung tertinggi di Pulau Jawa sedang “rewel”. Baru lah kota ini terkenal karena Lumajang jadi area yang terkena dampak langsung aktivitas Gunung Semeru. Lindungi sejarah Lumajang. Jangan buldozer lagi Situs Biting. Biarkan ia jadi bagian dari sejarah kami. Di sana terdapat tak hanya ceceran bebatuan tanpa bentuk karena di dalamnya ada memori dan harapan. Perusakan Situs Biting berarti menghancurkan alur sejarah kehidupan kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun